Tanri Abeng Gagas Pembentukan 7.000 BUMR

Senin, 18 Mei 2015 - 15:26 WIB
Tanri Abeng Gagas Pembentukan 7.000 BUMR
Tanri Abeng Gagas Pembentukan 7.000 BUMR
A A A
BANDUNG - Pengamat ekonomi sekaligus mantan Menteri BUMN Tanri Abeng gencar menyampaikan gagasannya tentang pembentukan Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR). Dia menargetkan terbentuknya sekitar 7.000 BUMR yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Masing-masing kecamatan punya satu BUMR. Dengan adanya BUMR, para pelaku UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) bisa terbantu menembus pasar hingga memperoleh sumber pendanaan," ungkapnya kepada wartawan selepas dialog Small Medium Enterprise Talk yang digelar Kadin Jabar dan Kadin Bandung di Soreang, Senin (18/5/2015).

Menurutnya, UMKM itu terlalu kecil untuk bisa menembus pasar apalagi memperoleh sumber pendanaan. Karenanya, melalui Tanri Abeng University, dia coba mengorganisasi pelaku UMKM sesuai komoditasnya.

"Kalau yang cokelat, ya cokelat. Kopi ya kopi. Sesuai komoditasnya. Nanti diorganisir melalui BUMR ini. Dengan demikian, skalanya menjadi besar sehingga lebih gampang cari pasar. Masalahnya pihak bank tidak mau kasih dana kalau pasarnya belum ada. Kalau sudah ada pasar, pendanaan jadi lebih mudah," tutur dia.

Sejauh ini, skema BUMR ini telah diterapkan di beberapa daerah seperti Sukabumi, Lampung, dan Sulawesi Barat. Khusus di Sukabumi, pihaknya mengembangkan BUMR yang bergerak di sektor pertanian.

Bermula dari pengolahan gabah yang membutuhkan bahan baku sehingga tersambung ke para petani. Pendanaan awalnya dari koperasi simpan-pinjam yang terbatas. Saat ini, BUMR di Sukabumi sudah dapat akses pendanaan dalam skala besar. "Dari awalnya 250 petani kini ada sekitar 1.000 petani," imbuhnya.

Di Kabupaten Bandung, pihaknya juga berencana mengembangkan BUMR karena melihat potensi komoditas unggulan di Kabupaten Bandung seperti kopi, karet, teh, dan berbagai produk makanan. Khusus produk makanan, pihaknya akan mengembangkan BUMR pemasaran.

Kendala dalam pengembangan BUMR sejauh ini, terang Tanri, di antaranya komoditas yang punya skala ekonomi, kompetensi para pelaku, dan pendanaan. Pihaknya sudah berjuang selama tujuh tahun terakhir ini dalam mengembangkan BUMR.

Tanri Abeng University telah menyusun silabus untuk BUMR yang diharapkan bisa dibentuk di setiap kecamatan. Keuntungan lain dengan terbentuknya BUMR ini bisa berfungsi juga sebagai penyambung penyaluran bahan pokok bagi Bulog.

"Buku tentang BUMR ini akan diterbitkan dua minggu lagi. Perlu ada silabus untuk mendidik para UMKM dan pemda agar mereka bisa mendukung terbentuknya BUMR. BUMR ini bisa menjadi Indonesia Corporated, sehingga rakyat bisa jadi makmur," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kadin Jabar Agung S Sutisno menambahkan, pembangunan ekonomi berbasis pedesaan sangat penting. Kadin juga memliki beberapa program pengembangan wirausaha di tingkat desa.

Akselerasi kinerja perekonomian membutuhkan transformasi ekonomi daerah yang mengarah pada konstruksi kegiatan serta kebijakan peningkatan nilai tambah komoditas produksi daerah.

"Untuk itu, perlu disiapkan program dan kebijakan ekonomi daerah yang fokus pada upaya peningkatan inovasi, koordinasi, dan keterkaitan pengembangan sektoral dan regional serta fasilitasi bagi percepatan pengembangan investasi swasta di daerah," papar Agung.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6585 seconds (0.1#10.140)