Hiswana Migas Ancam Somasi Faisal Basri

Jum'at, 29 Mei 2015 - 13:11 WIB
Hiswana Migas Ancam Somasi Faisal Basri
Hiswana Migas Ancam Somasi Faisal Basri
A A A
JAKARTA - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) berencana akan mensomasi Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri, karena menuding PT Pertamina (Persero) dan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) mengambil keuntungan dari permainan pengisian tabung elpiji 3 kg.

"Tidak menutup kemungkinan kami akan mensomasi Pak Fasial," tegas Ketua II DPP Hiswana Migas Muhammad Ismeth di Jakarta, Jumat (29/5/2015).

Menurutnya, selama ini pengusaha SPBE sudah berkorban membantu pemerintah untuk menyukseskan program konversi elpiji 3 kg meskipun dengan keuntungan yang minim. Namun begitu, justru ada tuduhan bahwa pengusaha bisa bertahan dengan keuntungan kecil karena ikut bermain dalam melakukan kecurangan.

"Bayangkan kami bertahan tujuh tahun bukan karena ikut menjadi pemburu rente. Kami bertahan karena merasa tanggung jawab untuk membantu pemerintah," imbuhnya.

Tidak hanya itu, para pengusaha juga sudah melakukan upaya untuk meminta pemerintah agar menaikkan filling fee elpiji 3 kg tapi hingga sekarang belum ada tanggapan pemerintah. "Karena tidak ada tanggapan terpaksa kami melakukan efisiensi. Kami juga sudah berkorban, malah dituduh. Semua kawan SPBE tersinggung," ujarnya.

Ismed juga membantah jika pengusaha elpiji sebagai pemburu rente karena telah menyisakan 5%-10% dalam setiap pengisian tabung elpiji 3 kg kemudian keuntungan dibagi-bagi bareng Pertamina.

"Itu tidak benar karena pada saat proses pengisian di SPBE, tabung-tabung kosong itu ditimbang dan diisi sesuai aturan yang ditentukan. Bagaimana bisa kami mengurangi timbangan karena setiap hari harus melaporkan ke Pertamina," kata dia.

Sebelumnya, Faisal Basri telah menuduh Pertamina dan Hiswana Migas kongkalikong berbuat curang mengurangi volume elpiji yang masuk ke tangki mobil Pertamina sebelum disalurkan SPBE.

Menurut pengamat ekonomi Universitas Indonesia ini, kecurangan telah dilakukan cukup lama bahkan tidak ada pihak yang berani menimbang ulang bobot isi dari elpiji 3 kg yang telah kosong.

"SPBE memperoleh elpiji dari depo Pertamina. Berapa persisnya elpiji dalam truk tangki elpiji yang dikirim ke SPBE. Hanya Pertamina yang tahu," ujar Faisal di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (26/5/2015).

Faisal juga menuding Pertamina ikut melarang SPBE mengukur ulang bobot isi elpiji 3 kg yang kosong. Padahal dia mensinyalir setiap tabung yang kosong menyisakan sekitar 5%-10%.

Dia mengatakan, tarif filling fee untuk SPBE saat ini Rp300/kg. Tarif ini tidak pernah mengalami perubahan sejak dulu sampai sekarang. Hal ini disinyalir menjadi pemicu kecurangan penyaluran elpiji 3 kg. "Oknum Pertamina dan seluruh pelaku bisnis elpiji 3 kg membagi-bagi rente dalam bentuk sisa elpiji," tandas Faisal.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0339 seconds (0.1#10.140)