Industri Alas Kaki Didorong Perluas Ekspor

Sabtu, 01 Agustus 2015 - 09:29 WIB
Industri Alas Kaki Didorong Perluas Ekspor
Industri Alas Kaki Didorong Perluas Ekspor
A A A
TANGERANG - Industri alas kaki didorong memperluas pasar dan volume ekspor guna memperkuat pangsa pasar Indonesia di ranah global. Begitu pula dengan penggunaan bahan baku lokal untuk meningkatkan nilai tambah dan devisa.

Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengungkapkan, dorongan itu seiring kinerja ekspor industri alas kaki juga terus membaik. Pada 2014, nilai ekspor produksi alas kaki nasional mencapai USD4,11 miliar atau naik sebesar 6,44% dibanding tahun sebelumnya.

Sementara negara tujuan ekspor utama produk alas kaki Indonesia, di antaranya Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggris dan Jepang. "Kualitas produksi kita mampu bersaing. Produsen juga melakukan investasi di research and development, selain investasi produksi," ujar Menperin.

Para pelaku industri alas kaki juga didorong meningkatkan penggunaan bahan baku lokal, terutama bahan baku berbahan baku alam.

"Secara khusus saya minta pabrikan sepatu menambah penggunaan karet alam. Ini dapat membantu penyerapan dan tingkat harga karet alam petani serta merangsang tumbuhnya industri pengolahan karet," kata Menperin.

Investasi industri alas kaki tercatat cenderung naik setiap tahunnya. Pada tiga tahun terakhir (2011–2014), kenaikan rata-rata mencapai 4,74%. Pada tahun 2014, nilai investasi di sektor industri alas kaki sebesar Rp. 10,7 triliun atau naik sekitar 1,25% dibanding tahun sebelumnya, dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 643 ribu orang.

Di samping itu, nilai perdagangannya terus meningkat dengan rata-rata nilai surplus dalam lima tahun terakhir yang mencapai USD 2,84 miliar. Pada akhir tahun 2014, surplus perdagangan produk alas kaki sebesar USD 3,7 miliar.

Beberapa program peningkatan daya saing industri alas kaki antara lain memfasilitasi perlindungan hak kekayaan intelektual desain alas kaki dalam negeri, harmonisasi sistem perpajakan keluaran dan pajak masukan dikaitkan dengan jangka waktu restitusi dan pengembangan branding shoes nasional.

Ekspansi Produksi

Di usia operasional 25 tahun ini, Adis Dimension Footwear melakukan ekspansi produksi ke Majalengka, Jawa Barat. "Investasi kami di sana sebesar USD 50-60 juta. Saat ini sudah sampai tahap persiapan memulai produksi," papar pemilik Adis Dimension, Harijanto.

Perusahaan menargetkan, beroperasinya pabrik di Majalengka dan pabrik existing di Balaraja, Tangerang menggenapi kapasitas produksi hingga 27 pasang sepatu per tahun.

Seluruh produksi Adis dikapalkan ke luar negeri dengan komposisi Eropa 40 persen, Amerika Serikat dan Asia masing-masing 30%. Ke depan, perseroan mengincar peningkatan volume ekspor ke Asia terutama China.

"Fokus persaingan bisnis industri alas kaki di Indonesia sudah ke luar negeri, yaitu bersaing dengan China dan Vietnam," lanjut Harijanto.

Menperin Saleh Husin menilai beroperasinya Adis hingga seperempat abad dan ekspansi pabrik menunjukkan Indonesia tetap prospektif bagi investasi industri alas kaki. "Ekspansi juga berarti penciptaan lapangan kerja, meningkatnya volume ekspor dan pendapatan devisa," ujar Menperin.

Saat ini, jumlah karyawan Adis mencapai 8.456 orang. Perseroan juga berkomitmen meningkatkan penggunaan bahan baku lokal yang saat ini sebesar 50%.

Menutup kunjungan, Menperin yang didampingi Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Kemenperin, Harjanto, berbaur dengan ribuan karyawan dalam acara halal bihalal PT Adis Dimension. Menperin mengapresiasi acara ini karena mempererat kekerabatan dan efektif merawat hubungan kerja yang harmonis.

Baca: Ini Cara Ekspor-Impor Barang Bebas Pajak
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2072 seconds (0.1#10.140)