Fenomena USD Goyahkan Rupiah

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) disebabkan karena fenomena USD yang menguat terhadap seluruh mata uang.

Deputi Gubernur BI Mirza Adityaswara mengungkapkan, pelemahan nilai tukar tidak hanya terjadi terhadap rupiah. Beberapa negara bahkan nilai tukarnya terpuruk lebih dalam dibanding rupiah.

"Memangnya euro berapa melemahnya terhadap USD tahun ini, 10%. New Zealand dolar berapa melemahnya terhadap USD tahun ini, 15%. Rupiah melemah 8%. Memangnya swedish krona melemahnya berapa persen terhadap USD tahun ini year to date 11% sampai 12%," katanya di gedung BI, Jakarta, Selasa (4/8/2015).

Sementara, nilai tukar rupee yang tahan gempur terhadap USD disebabkan karena India mampu menurunkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) secara signifikan. CAD India saat ini berhasil diturunkan dari 4,5% menjadi 1,5% terhadap PDB.

Selain itu, Negara Bollywood ini juga menikmati harga komoditas yang rendah sehingga membuat pertumbuhan ekonomi meningkat. Maka wajar jika nilai tukar rupee lebih stabil dibanding mata uang lainnya.

"Pada waktu CAD-nya 4,5% 2013, (nilai tukar) India melemah jauh lebih dalam dibanding Indonesia. Jadi, kita enggak bisa melihat rupiah saja, karena bukan fenomena rupiah tapi fenomena USD sebenarnya," tandas Mirza.