Jokowi Diminta Hati-hati Ekonomi Terus Memburuk

Rabu, 05 Agustus 2015 - 15:04 WIB
Jokowi Diminta Hati-hati Ekonomi Terus Memburuk
Jokowi Diminta Hati-hati Ekonomi Terus Memburuk
A A A
JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Muhammad Budyatna mengatakan, jika pemerintah tidak bergerak cepat mengatasi kondisi perekonomian, rakyat susah bertambah susah dan radikalisme akan berkembang pesat di masyarakat.

Ketidakpuasan masyarakat atas kondisi akan memunculkan sikap anti pemerintah yang tidak pro rakyat. Menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus hati-hati dengan kondisi ekonomi yang terus memburuk.

"Akan muncul sikap anti pemerintah yang bisa menyebabkan ideologi radikal berkembang pesat. Radikalisme muncul karena ketidakpuasan masyarakat atas sikap pemerintah yang dianggap tidak adil. Dimanapun seperti ini, simpati akan muncul pada pihak-pihak yang melawan pemerintah," ujarnya di Jakarta, Rabu (5/8/2015).

Dia melihat kehidupan rakyat yang semakin susah saat ini karena kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat dengan menaikkan harga BBM, listrik, gas dan ketidakmampuan pemerintah mengendalikan harga dan suplai kebutuhan pokok.

Menurutnya, tidak ada satupun kebijakan dan langkah pemerintah yang dinilai pro rakyat saat ini. "Radikalisme itu kan biasanya memanfaatkan ketidakpuasan rakyat. Mereka kerap menyuarakan kebatilan. Kalau ini terjadi maka mungkin saja paham seperti ISIS menguat," kata Budyatna.

Jika hal ini terjadi maka apa yang terjadi di Irak dan Suriah bisa terjadi di Indonesia. Kalau sudah terjadi repot, karena Irak dan Suriah sudah dibantu negara-negara besar seperti AS dan Inggris dan sekutunya tidak mampu membendungnya.

Mantan Dekan FISIP UI ini pun mengingatkan Jokowi untuk segera mengambil langkah cepat dengan mengganti para pembantunya, terutama menteri di jajaran ekomomi.

Jokowi tidak perlu lagi mendengarkan permintaan-permintaan parpol pengusungnya untuk mendudukkan orang-orang parpol atau pesanan parpol yang tidak kredibel di kabinetnya.

"Jangan sampai berkembang isu di masyarakat kalau Jokowi sengaja membuat kehidupan rakyat semakin susah secara sistematis, karena faktanya kehidupan rakyat yang susah saat ini disebabkan kebijakan yang salah dan tidak pro rakyat," jelas dia.

Ketika harga BBM dunia merosost menjadi USD47/barel, lanjut Budyatna, harga BBM di Indonesia tidak juga turun, padahal AS yang GDP nya jauh lebih tinggi, harga BBM sudah lebih murah dari Indonesia. "Ini kan seperti disengaja menyusahkan rakyat," ucapnya.

Dia mengingatkan Jokowi dengan janjinya untuk membaut kabinet profesional dan tawar menawar. Dulu menurutnya Jokowi sempat membuat tim yang meminta masukan masyarakat untuk memilih menteri, tapi pilihan masyarakat tidak didengarkannya.

Baca juga:

Ekonomi RI Kuartal II Hanya Tumbuh 4,67%

BPS Sudah Prediksi Ekonomi RI Kuartal II Melambat
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9341 seconds (0.1#10.140)