Pengusaha Travel Asing Lirik Wisata Selam dan Ekowisata RI

Sabtu, 29 Agustus 2015 - 13:12 WIB
Pengusaha Travel Asing Lirik Wisata Selam dan Ekowisata RI
Pengusaha Travel Asing Lirik Wisata Selam dan Ekowisata RI
A A A
NUSA DUA - Sebanyak 17 agen perjalanan wisata dan operator selam dari tujuh negara menjajaki peluang kerja sama paket produk wisata selam dan ekowisata di Indonesia.

Mereka datang dari mancanegara, yaitu Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Belanda, Polandia, Amerika Serikat (AS).

Direktur Pelaksana Bel Travel&Tours Malaysia, Goh Hock Gin mengatakan, industri wisata selam di Malaysia sedang tumbuh. Jika dulu menyelam hanya bisa dilakukan orang kaya, kini semua kalangan melakukannya.

“Menjadi tren karena fasilitasnya makin bagus. Banyak orang belajar menyelam sebagai hobi,” ujarnya di sela-sela acara Table Top yang difasilitasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Nusa Dua, Bali, Jumat (28/8/2015).

Dia menuturkan, dengan tingginya animo wisata selam, pihaknya mencari alternatif produk baru wisata selam di Bali. “Kebanyakan orang tahunya di Bali, tapi saya bertemu pelaku usaha Indonesia dan dikenalkan alternatif selam di daerah lain seperti Wakatobi dan Boelemo,” sebutnya.

Walt, pengusaha selam dari Central Oregon Dive Travel di AS, mengatakan, menyelam tak hanya digemari anak muda tapi juga orangtua. Dia kerap menangani klien pensiunan yang suka menyelam dan bertualang.

“Mereka suka melihat hal baru dan merasakan budaya di tempat baru. Bali punya itu semua. Kita bisa menyelam, menikmati budaya dan kulinernya,” tuturnya.

Walt juga terkesan dengan tren ekowisata di Indonesia, yaitu mengajak turis berwisata sekaligus melakukan aktivitas pelestarian seperti menanam terumbu karang.

“Ini produk wisata baru yang bisa ditawarkan. Saya tahu orang-orang di AS yang tertarik dengan kegiatan seperti ini,” ucapnya.

Program Table Top mempertemukan pengusaha travel asing dengan sepuluh perusahaan wisata di Bali. Asisten Sales & Marketing Manager PT Benoa Tirta Harum, Ayu Krisna Dewi, mengatakan, 70% pengusaha asing tersebut mencari produk wisata selam.

“Misalnya dari Polandia yang biasanya diving ke Yunani, karena alasan keamanan, mereka mulai mencari objek dan lokasi baru di Bali,” ujarnya.

Paket menyelam di Bali tersedia mulai Padang Bai, Amed, Tulamben, Menjangan. Pilihan menyelam bisa juga dilakukan dengan dive walker, yaitu berjalan di kedalaman 7-8 meter mengenakan helm khusus tembus pandang. “Pengusaha Malaysia dan Polandia serius menyatakan minatnya, karena di negaranya belum ada (dive walker),” tuturnya.

Program Table Top menjadi bagian dari acara Forum Bisnis Regional ke-4 Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) di Nusa Dua, Bali, 27-29 Agustus 2015.

Pertemuan bertema "The Coral Triangle as a global Sustainable Marine, Tourism Destination" ini bertujuan memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia dan mempromosikan potensi wisata bahari di Indonesia.

Selain pertemuan business to business, Kemenpar juga memasilitasi para buyer dengan kegiatan fam trip dan diving ke tiga destinasi wisata, yaitu Bali-Lombok, Wakatobi, dan Boalemo. Kegiatan famtrip bertujuan untuk mempromosikan obyek dan daya tarik wisata yang ada di destinasi tersebut.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5085 seconds (0.1#10.140)