Indef: Sebelum Rupiah Melorot UMKM Sudah Terkapar
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Indef Enny Sri Hartati mengatakan, sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sudah lesu sebelum rupiah terdepresiasi di atas Rp14.000 terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Menurutnya, tidak hanya pelaku industri mikro yang memiliki basis impor yang lesu, tapi hampir semua mengalami.
"Sebelum USD sentuh Rp14.000/USD, UMKM hampir semua terkapar. Tidak hanya yang tergantung impor," ujar Enny dalam talkshow Polemik Sindo Trijaya di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (29/8/2015).
Enny menerangkan, hal ini terjadi karena daya beli masyarakat menurun, sehingga memengaruhi konsumsi terhadap produk UMKM.
"Dengan lokal konten, daya beli masyarakat habis meskipun inflasi sampai Juli sesuai target, tapi inflasi bahan makanan luar biasa. Pendapatan masyarakat habis untuk kebutuhan pokok saja," bebernya.
Dia menambahkan, tidak ada lagi porsi pengeluaran di luar untuk bahan pangan. Sementara industri kian terpukul dan banyak yang barangnya sudah tidak keluar gudang lagi.
"Tekstil, elektronik sudah tidak keluar gudang di akhir 2014. Akhir Lebaran kemarin omzet tekstil turun 30-40% dibandingkan 2014," pungkasnya.
Baca juga:
Indef: Tidak Ada Dewa Penyelamat seperti Krisis 1998
RI Alami Siklus Gejolak Ekonomi Setiap 7 Tahun
Menunggu Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi
Menurutnya, tidak hanya pelaku industri mikro yang memiliki basis impor yang lesu, tapi hampir semua mengalami.
"Sebelum USD sentuh Rp14.000/USD, UMKM hampir semua terkapar. Tidak hanya yang tergantung impor," ujar Enny dalam talkshow Polemik Sindo Trijaya di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (29/8/2015).
Enny menerangkan, hal ini terjadi karena daya beli masyarakat menurun, sehingga memengaruhi konsumsi terhadap produk UMKM.
"Dengan lokal konten, daya beli masyarakat habis meskipun inflasi sampai Juli sesuai target, tapi inflasi bahan makanan luar biasa. Pendapatan masyarakat habis untuk kebutuhan pokok saja," bebernya.
Dia menambahkan, tidak ada lagi porsi pengeluaran di luar untuk bahan pangan. Sementara industri kian terpukul dan banyak yang barangnya sudah tidak keluar gudang lagi.
"Tekstil, elektronik sudah tidak keluar gudang di akhir 2014. Akhir Lebaran kemarin omzet tekstil turun 30-40% dibandingkan 2014," pungkasnya.
Baca juga:
Indef: Tidak Ada Dewa Penyelamat seperti Krisis 1998
RI Alami Siklus Gejolak Ekonomi Setiap 7 Tahun
Menunggu Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi
(dmd)