Ini Saran Bos IMF untuk Dongkrak Ekonomi Indonesia

Rabu, 02 September 2015 - 11:18 WIB
Ini Saran Bos IMF untuk Dongkrak Ekonomi Indonesia
Ini Saran Bos IMF untuk Dongkrak Ekonomi Indonesia
A A A
JAKARTA - Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde mengungkapkan bahwa perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia saat ini tengah menghadapi ‎situasi yang tidak menguntungkan.

Hal ini lantaran adanya gejolak perekonomian global yang langsung berdampak pada negara berkembang seperti Indonesia. (Baca: Bos IMF Sebut Ekonomi Indonesia Diterpa Angin Ribut).

‎Dia menyebutkan, gejolak yang terjadi pada perekonomian global dan berdampak terhadap negara berkembang di antaranya, pemulihan ekonomi China, perlambatan pertumbuhan ekonomi Jepang, penurunan harga komoditas, hingga prospek kenaikan tingkat suku bunga Amerika Serikat (The Fed).

"‎Sekarang Anda merasakan dampak dari rebalancing China, terus pertumbuhan yang lambat Jepang, dan penurunan harga komoditas. Anda menghadapi prospek suku bunga AS yang lebih tinggi," katanya dalam Konferensi Tingkat Tinggi IMF-Bank Indonesia di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Menurutnya, masyarakat di Tanah Air sedianya tidak perlu cemas dengan berbagai masalah yang terjadi dalam konteks perekonomian global, yang sedikit banyak akan memengaruhi kondisi perekonomian Indonesia.

Sebab, lanjut bos wanita pertama IMF ini meyakini bahwa Indonesia bisa melewatinya dengan berbagai upaya yang akan dan harus dilakukan pemerintah.

"Pesan saya hari ini adalah bahwa ada alasan untuk percaya diri terus di wilayah tersebut. Pemerintah Anda sepenuhnya memahami apa yang perlu dilakukan dan siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan," terang dia.

Lagarde menyarankan, untuk menghadapi situasi perekonomian global yang tidak stabil serta kembali mendongkrak pertumbuhan ekonomi tersebut, Indonesia sedianya perlu memperkuat pertahanan dengan kebijakan fiskal yang kokoh (prudent).

Namun, kebijakan yang diambil perlu menyesuaikan keadaan negara yang tidak lagi sama. "Tentu saja, kebijakan perlu disesuaikan dengan keadaan negara yang berbeda, tetapi mereka harus mencakup," imbuhnya.

Selain itu, pemerintah juga perlu menahan laju pertumbuhan kredit berlebihan, menjadikan nilai tukar rupiah sebagai bantalan (shock absorber), serta mempertahankan cadangan devisa yang memadai.

"Kita perlu mempertahankan cadangan devisa yang memadai, dan membangun pengawasan serta pengaturan di sektor keuangan," tandas Lagarde.

Baca Juga:

Ini Wejangan Bos IMF untuk Generasi Muda Indonesia

IMF Minta Ekonomi Indonesia Lebih Terbuka

Bos IMF Beberkan Persoalan Ekonomi Global yang Dihadapi RI
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5608 seconds (0.1#10.140)