Perlambatan Ekonomi Jateng Akibat Lemahnya Pertanian

Sabtu, 05 September 2015 - 11:31 WIB
Perlambatan Ekonomi Jateng Akibat Lemahnya Pertanian
Perlambatan Ekonomi Jateng Akibat Lemahnya Pertanian
A A A
SEMARANG - Pengamat Ekonomi Universitas Soegijapranata Semarang Andreas Lako mengatakan, perlambatan ekonomi di Jawa Tengah (Jateng) tidak lepas dari melemahnya sektor pertanian dalam dua tahun terakhir.

Menurutnya, sejak 2013 hingga sekarang, sektor pertanian di Jateng terus mengalami penurunan. Padahal sektor pertanian merupakan lokomotif perekonomian di Jateng karena 40% penyerapan tenaga kerja berada di sektor ini.

"Pada 2012 pertumbuhan ekonomi di Jateng mencapai 6,3%, dan sektor pertanian memberikan kontribusi positif sekitar 4%," katanya kepada Koran Sindo, Jumat (4/9/2015).

Dia mengatakan, saat ini sektor pertanian belum tergarap dengan baik, terbukti dalam dua tahun terakhir sektor pertanian di Jateng mengalami kemerosotan, yang ikut berdampak pada melambatnya perekonomian di provinsi ini.

"Pemerintahan yang lalu (Gubernur Bibit Waluyo) benar-benar memaksimalkan sektor pertanian, dengan turun langsung ke sawah, memberikan semangat kepada para petani, sehingga sektor ini sangat maksimal. Kalau sekarang sektor pertanian sedikit dilupakan," jelasnya.

Selain sektro pertanian, melambatnya perekonomian di Jateng juga tidak lepas dari minimnya penyerapan anggaran pemerintah. "Pertumbuhan ekonomi dibentuk tiga hal yakni konsumsi, investasi dan pengeluaran pemerintah. Selama ini tiga hal ini kurang berjalan
maksimal," tutur Andreas.

Kedua faktor tersebut merupakan faktor interternal yang menyebabkan melambatnya perekonomian Jateng. Ada juga faktor eksternal yakni pengaruh melemahnya nilai tukar rupiah. Meskipun melemahnya nilai tukar rupiah akibat pengaruh global juga berdampak terhadap perekonomian di daerah.

Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk kembali menggairahkan perekonomian Jateng. Di antaranya, pemerintah harus kembali membangun sektor pertanian, menyediakan lapangan pekerjaan, karena dengan kondisi ekonomi saat ini ancaman pengangguran semakin tinggi.

Hal lain yang bisa dilakukan pemerintah perlu terobosan dan segera mendoro terealisasinya penyerapan anggaran yang selama ini masih 'ngendon' di kas daerah.

"Penyerapan anggaran misalnya untuk pembangunan, jelas akan memberikan dampak terhadap roda perekonomian, penyerapan tenaga kerja, dan juga konsumsi akan meningkat," tandas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5152 seconds (0.1#10.140)