Serikat Pekerja Pertamina Kecewa Sikap Jonan soal Avtur

JAKARTA - Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) kecewa terhadap sikap Menteri Perhubungan (Menhub) Iganatius Jonan, yang membolehkan swasta menjual avtur untuk kegiatan operasional penerbangan domestik jika PT Pertamina (persero) tidak menurunkan harga.

Presiden FSPPB Eko Wahyu Laksmono mengatakan, seharusnya seorang pejabat negara mendukung langkah Pertamina sebagai perusahaan negara untuk mengemban amanah pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) subsidi demi kelangsungan bisnisnya. Bukan justru mendorong perusahaan asing untuk ikut menjual avtur untuk keperluan penerbangan domestik.

“Justru akan membuat kekhawatiran ke depan semakin ketergantungan terhadap asing,” kata dia di Jakarta, Rabu, (16/9/2015).

Selain mengemban tugas BBM subsidi, lanjutnya, Pertamina juga bertugas untuk menyetor dividen sebagai sumber pendapatan negara dan berfungsi sebagai agent of development bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Sudah selayaknya mendapat dukungan seluruh elemen bangsa dalam pertumbuhan dan kelangsungan bisnisnya,” kata dia.

Menurut dia, tugas penyediaan avtur bagi industri penerbangan nasional telah dijalankan Pertamina dengan baik selama 55 tahun lebih. Tidak hanya di bandara besar, melainkan juga bandara-bandara remote, seperti Tual, Kaimana, Natuna, Waingapu dan daerah lainnya.

“Saat ini, Pertamina memiliki layanan avtur di 62 bandara di seluruh Indonesia dan Timor Leste dengan continuity of supply, safety dan quality yang telah memenuhi standar internasional untuk mendukung pertumbuhan industri penerbangan Indonesia,” ujarnya.

Pihaknya menyayangkan apabila misi mulia dalam menjaga kelancaran industri penerbangan yang diemban Pertamina, malah dikritik pembantu presiden.

“Kami mendesak Presiden Joko Widodo mengevaluasi kinerja anak buahnya yang berpihak kepada asing,” tutur dia.

Baca:

Ini Penyebab Harga Avtur Mahal

Harga Avtur Kemahalan, Jonan Usulkan Ada Pemasok Swasta