Ini Penyebab Ekspektasi Kinerja Perbankan Turun

Rabu, 30 September 2015 - 22:31 WIB
Ini Penyebab Ekspektasi Kinerja Perbankan Turun
Ini Penyebab Ekspektasi Kinerja Perbankan Turun
A A A
JAKARTA - Ekonom Indonesia Green Investment Corporations (IGICo) Advisory Martin Panggabean mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan ekspektasi kinerja perbankan menurun.

Pertama, risiko kredit bermasalah. Penyebab utamanya adalah kondisi ekonomi buruk menyebabkan risiko kredit meningkat. Saat ini, rasio kredit bermasalah (rasio NPL) perbankan berada di level 2,7%. Diperkirakan rasio NPL akan naik menjadi 3% sampai akhir 2015.

"Rasio NPL industri perbankan diprediksi berada pada level 3% karena terbantu kinerja bank buku I yang memiliki rasio NPL relatif bagus," ujar Martin dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/9/2015).

Namun, tidak sedikit bank kecil yang memiliki rasio NPL tinggi sehingga mendongkrak agregat rasio NPL berada di kisaran 3%. Risiko ini akan sangat berimbas pada bank kecil, dimana biaya kredit macet dan biaya pencadangan kredit dapat menekan profitabilitas.

Kedua, mark to market. Pelemahan nilai tukar rupiah menjadi faktor penting terhadap profitabilitas perbankan, karena kurs akan menentukan harga portfolio aset perbankan.

"Banyak bank memiliki portfolio SUN dan obligasi baik pemerintah maupun korporasi. Sehingga Imbas dari pelemahan rupiah, harga aset dapat turun dan terefleksi pada nilai mark to market SUN dan obligasi. Dampak pelemahan kurs berkorelasi positif dengan jatuhnya harga saham dan obligasi," terangnya.

Ketiga, adalah risiko likuiditas. Saat ini, market JIBOR sudah naik 50-100 bps. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar rupiah sudah semakin ketat. Karena kekurangan likuiditas banyak bank sudah menaikkan suku bunga deposito, yang artinya terjadi peningkatan cost of fund.

Martin menuturkan, peningkatan ini akan semakin mengurangi marjin perbankan karena volume kredit mengecil dan suku bunga kredit tidak dapat terlalu tinggi, namun di sisi lain bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat.

"Aspek likuiditas lainnya adalah banyak bank yang sudah tidak kuat mengejar bunga DPK tinggi, sementara dengan bunga yang tinggi belum tentu dapat menambah deposan," jelasnya.

Baca juga:

DPR Khawatir Utang China Peluang Asing Kuasai Bank BUMN

Rupiah Loyo, BI Keluarkan Tiga Paket Kebijakan Lanjutan
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3856 seconds (0.1#10.140)