PHK Tak Terbendung, Indonesia Diambang Krisis

Selasa, 06 Oktober 2015 - 19:26 WIB
PHK Tak Terbendung, Indonesia Diambang Krisis
PHK Tak Terbendung, Indonesia Diambang Krisis
A A A
JAKARTA - Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini menilai, ekonomi Indonesia saat ini sudah diambang krisis.

Hal ini dilihat dari banyaknya pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan semakin menjamurnya pengangguran di Tanah Air. (Baca: HT: Indonesia Hadapi Krisis Ekonomi Struktural).

Menurutnya, kendati pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2015 yang berada di level 4,67% ‎masih lebih besar dibanding Jepang, namun perlambatan ekonomi yang terjadi kini sudah menjamah kepada masyarakat kelas bawah.

"Sekarang ini sudah krisis (ekonomi). Masa kita tidak bilang ini tidak krisis. Pengangguran sudah banyak. Memang dibanding Jepang kita masih lebih besar. Tapi implikasi pelemahan ini sudah sampai ke bawah," katanya dalam acara Rembuk Ekonomi Nasional Partai Perindo di XXI Club Djakarta Theatre, Jakarta, Selasa (6/10/2015).

‎Senada dengan Didik, Direktur Indef Enny Sri Hartati menegaskan bahwa kondisi perekonomian Indonesia ini sudah sangat kritis. Bahkan, kini untuk pertama kalinya terjadi PHK massal setelah krisis ekonomi 1998. (Baca: HT: Pembangunan RI Cenderung Fokus Menengah Atas).

"‎Kalau kita banding dengan krisis 1998, ini pertama kalinya yang namanya PHK massal. Seandainya tidak dalam kondisi krisis, tapi ini suatu kondisi yang sangat kritis," tutur dia.

Sementara, ekonom senior Indef ‎Didin S Damanhuri mengungkapkan bahwa struktur ekonomi Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga kini masih menganut ekonomi kolonial.‎ Sebab, struktur ekonomi Indonesia masih sangat comodity driven dalam 15 tahun terakhir.

"Sebuah sejarah yang tanpa perubahan.‎ Struktur ekonomi Indonesia masih sangat comodity driven dalam 15 tahun terakhir. Dan itu makin memeprdalam struktur ketimpangan itu," tandasnya.

Baca Juga:

HUT Ke-1, Partai Perindo Gelar Rembuk Ekonomi
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4744 seconds (0.1#10.140)