BKPM Harap Tiga Sektor Ini Dukung RI Hadapi MEA

Sabtu, 31 Oktober 2015 - 19:25 WIB
BKPM Harap Tiga Sektor Ini Dukung RI Hadapi MEA
BKPM Harap Tiga Sektor Ini Dukung RI Hadapi MEA
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani berharap kenaikan realisasi investasi hingga kuartal III/2015 di tiga sektor prioritas, yaitu industri berorientasi ekspor, industri substitusi impor, dan hilirisasi sumber daya mineral, mendukung kesiapan Indonesia menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Dia merujuk pada data realisasi Januari-September 2015 untuk sektor industri berorientasi ekspor sebesar Rp25,7 triliun atau naik 10,4% dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Sementara, industri substitusi impor sebesar Rp34,5 triliun atau naik 15,9% dibanding tahun sebelumnya, serta investasi di sektor hilir sumber daya mineral sebesar Rp33,2 triliun atau naik 66,8% dibanding periode sama tahun sebelumnya.

"Paling dekat, kita akan menghadapi pemberlakuan MEA). Salah satu concern kita, jangan sampai kita hanya menjadi pasar besar bagi produk negara lain, tapi juga dapat memanfaatkan peluang ekspor yang semakin lebar dengan terbukanya pasar," kata dia dalam rilisnya, Sabtu (31/10/2015).

Kenaikan realisasi investasi di ketiga sektor tersebut menunjukkan arah pemerintah untuk mendorong industri dalam negeri berdaya saing dan berorientasi ekspor semakin terlihat.

Hal tersebut akan mendukung kesiapan Indonesia menghadapi MEA maupun perjanjian perdagangan bebas lainnya. BKPM berusaha menarik investasi untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi, sehingga tidak hanya dijadikan sebagai pasar impor.

Menurutnya, salah satu concern investor sebelum menanamkan modalnya di Indonesia dan menjadikannya sebagai basis produksi adalah daya saing ekspor Indonesia. Salah satu indikatornya perjanjian perdagangan antara Indonesia dengan negara lain.

Dia mencontohkan investor sektor tekstil dan sepatu yang menyuarakan perjanjian perdagangan dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa karena berpengaruh terhadap daya saing ekspornya dibanding negara lain khususnya Vietnam.

"Jadi pemberlakuan MEA atau perjanjian perdagangan Indonesia dengan negara lain, selain memberi peluang memperbesar ekspor juga menjadi salah satu daya saing Indonesia dalam menarik investasi dari negara lain," jelasnya.

Pihaknya optimistis Indonesia dapat lebih siap menghadapi pemberlakuan MEA maupun perjanjian perdagangan lainnya melihat minat investasi di ketiga sektor terkait.

Hal ini penting (optimisme) karena dengan demikian, pengusaha ekspor juga bisa masuk dan melakukan ekspansi ke negara-negara ASEAN lainnya.

Sepanjang periode Januari-September 2015, BKPM mengidentifikasi minat investasi di sektor industri beriorientasi ekspor sebesar USD480 juta, industri substitusi impor USD10,34 miliar dan hilirisasi sumber daya mineral sebesar USD58,82 miliar.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8078 seconds (0.1#10.140)