Inflasi Minggu Pertama November 0,13%

Minggu, 08 November 2015 - 17:02 WIB
Inflasi Minggu Pertama November 0,13%
Inflasi Minggu Pertama November 0,13%
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan berdasarkan survei pada minggu pertama November, inflasi berada di kisaran 0,13%. Tekanan inflasi pada minggu pertama ini didominasi sektor pangan, seperti daging ayam dan harga beras.

"Di pekan pertama November kita sudah dapat hasil survei untuk inflasi, itu ada di kisaran 0,13% dan tentu ada tekanan tekanan pada inflasi yang kita lihat ada di daging ayam, harga beras. Tapi tentunya, kita akan lakukan koordinasi untuk menjaga itu," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo di Jakarta, Minggu (8/11/2015).

Meski demikian, dia tetap optimistis posisi inflasi sampai akhir tahun akan sesuai dengan prediksi BI, yakni sebesar 4 plus minus 1%. "Saya masih melihat ini sejalan dengan mengarahnya inflasi sesuai dengan target kita 4 plus minus 1% dan bahkan sekarang kita optimistis bisa di bawah 4%," katanya.

Sementara itu, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menambahkan, dengan ditahannya suku bunga Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) di angka 0%-0,25% maka masih ada ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter.

Menurut Mirza, kebijakan moneter tidak harus dilihat hanya dari suku bunga tetapi instrumen lain dari kebijakan moneter. "Dan, ada dua faktor utama, kenapa ada ruang untuk pelonggaran moneter, yaitu inflasi dan Current Account Defisit (CAD) atau defisit transaksi berjalan," jelas Mirza.

Bahkan, dengan ditahannya suku bunga The Fed, lanjut dia, inflasi bisa di bawah 4% pada tahun ini. Sementara defisit transaksi berjalan/CAD (Current Acount Defisit) bisa terkendali di bawah 2,5%, yakni sekitar 2,1%.

"Tapi Indonesia meski tetap waspada. Pasalnya, kenaikan suku bunga Amerika pasti akan datang pada akhir tahun 2015 atau awal tahun 2016 mendatang. Namun, market tidak perlu panik karena memang setiap rapat The Fed, kurs negara-negara berkembang termasuk Indonesia melemah. Dan, setelah rapat The Fed, nilai tukar akan kembali menguat," pungkasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6349 seconds (0.1#10.140)