Dana Migas Baru Dikelola Dalam Negeri ketika Cadangan Menipis

Jum'at, 11 Desember 2015 - 21:11 WIB
Dana Migas Baru Dikelola Dalam Negeri ketika Cadangan Menipis
Dana Migas Baru Dikelola Dalam Negeri ketika Cadangan Menipis
A A A
JAKARTA - Dana minyak dan gas (migas) baru beberapa tahun belakangan mengalir ke bank dalam negeri dan dikelola sebagai dana pihak ketiga (DPK). Namun Aktivis Aliansi Kebangsaan Dawam Rahardjo menilai semua itu terlambat kareba dilakukan oleh negara ketika cadangan sumber daya alam Indonesia menipis.

Dia menambahkan meskipun sudah dikelola oleh dalam negeri saat ini, namun tetap saja seolah tidak maksimal karena menghasilkan nilai aset yang sangat kecil‎. "Saat cadangan migas sudah menipis, dana migas baru dikelola sebagai DPK oleh negara. Tapi nilai asetnya kecil sekali," katanya di Jakarta, Jumat (11/10/2015)

Padahal, lanjutnya dulu dana migas kompak mengalir ke bank-bank asing dan tidak mengalir ke dalam negeri sedikitpun. Saham-saham dari pengelola sumber daya alam Indonesia harganya naik dan laku keras di bursa Internasional, tapi saat itu menurutnya Indonesia tidak mendapatkan hasil. .

"Semua itu masuk ke negara lain seperti London, Amsterdam dan lainnya. Jadi, saham itu larinya semua ke luar negeri. Maka tidak memberikan income ke Indonesia," sambungnya.

Dia mencontohkan, hanya salah satu industri dalam negeri bernama Bosowa Corporindo yang memberikan efek positif bagi Indonesia. Hasil tambang yang merupakan salah satu lini bisnis Bosowa Corporindo ditanamkan di perkebunan sehingga menghasilkan suatu aset tetap.

Dengan hasil aset tetap tersebut Bosowa Corporindo mampu membeli dan menambah porsi kepemilikan saham PT Bank Bukopin Tbk (BBKP). "Kemudian dipakai dimasukkan ke bank, untuk membeli saham Bukopin. Sekarang hampir 30 persen dikuasai Bosowa," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9963 seconds (0.1#10.140)