IMF Kembali Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global

Rabu, 20 Januari 2016 - 10:53 WIB
IMF Kembali Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global
IMF Kembali Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global
A A A
WASHINGTON - International Monetary Fund (IMF) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk ketiga kalinya dalam waktu kurang dari setahun. Hal ini tak terlepas dari melambatnya pertumbuhan ekonomi China pada 2015.

Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (20/1/2016), IMF meramal pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini hanya 3,4% dan 3,6% pada 2017. Perkiraan tersebut turun 0,2 poin dari prediksi IMF sebelumnya yang dirilis pada Oktober tahun lalu.

Namun, IMF tetap mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi China tahun ini sesuai perkiraan sebelumnya sebesar 6,3% dan 6,0% pada 2017. Angka tersebut turun dari pertumbuhan ekonomi China 2015 yang mencapai 6,9%, setelah mengalami arus modal keluar cukup besar, serta menurunnya mata uang dan pasar saham.

Saham di Eropa dan Asia naik dan dolar menguat setelah rilis data ekonomi China, karena investor mengantisipasi upaya yang lebih besar oleh Beijing untuk memacu pertumbuhan.

IMF mengatakan, perlambatan permintaan di China tetap menjadi risiko untuk pertumbuhan global dan impor China lebih lemah dari perkiraan serta ekspor yang membebani pasar negara berkembang lainnya dan terkait eksportir komoditas.

"Kami tidak melihat perubahan besar dalam dasar-dasar di China dibanding dengan apa yang kita lihat enam bulan lalu. Namun, pasar sangat ketakutan oleh peristiwa kecil di sana bahwa mereka menemukan kesulitan dalam menafsirkannya," kata konselor ekonomi IMF Maurice Obstfeld dalam pernyataannya.

Dia mengatakan, pasar keuangan global tampaknya akan bereaksi berlebihan terhadap penurunan harga minyak dan risiko penurunan tajam di China.

"Ini bukan peregangan untuk menunjukkan bahwa (pasar) dapat bereaksi sangat kuat untuk bit agak kecil bukti dalam lingkungan volatilitas dan penghindaran risiko," kata Obstfeld.

"Harga minyak menempatkan tekanan pada eksportir minyak, tapi ada hikmahnya bagi konsumen di seluruh dunia, sehingga itu bukan negatif," imbuhnya.

Laporan IMF mengatakan, pergolakan pasar lanjutan juga bisa membantu pertumbuhan tarik lebih rendah jika itu mengarah pada penghindaran risiko dan mata uang depresiasi besar di pasar negara berkembang. Risiko lainnya termasuk apresiasi dolar lebih lanjut dan eskalasi ketegangan geopolitik.

Di sisi lain, Bank investasi AS Morgan Stanley mengatakan, kemungkinan resesi global tahun ini meningkat hingga 20%. Pelemahan permintaan konsumen di Amerika Serikat dan Jepang serta kelemahan di pasar negara berkembang karena kekhawatiran atas anjloknya harga minyak dan komoditas serta aliran modal dari China berada di antara risiko utama.

Pertumbuhan ekonomi AS diproyeksi tumbuh 2,6% pada tahun ini dan 0,2% pada 2017 sesuai proyeksi pada Oktober tahun lalu.

Di Eropa, harga minyak yang lebih rendah akan membantu mendukung konsumsi swasta, sehingga IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Eropa naik 0,1% menjadi 1,7%.

Sementara, ekonomi Brasil diprediksi akan tetap terperosok dalam resesi pada 2016, dengan output kontraksi 3,5, terjadi pergeseran ke bawah 2,5% dari perkiraan sebelumnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7692 seconds (0.1#10.140)