300 Ribu Buruh Migas di Indonesia Terancam PHK

Jum'at, 29 Januari 2016 - 17:02 WIB
300 Ribu Buruh Migas di Indonesia Terancam PHK
300 Ribu Buruh Migas di Indonesia Terancam PHK
A A A
JAKARTA - Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) mengungkapkan anjloknya harga minyak dunia hingga di kisaran USD30/barel, level terendah sejak 2004 berdampak besar terhadap perusahaan minyak dan gas (migas). Hal ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan minyak di dunia mengalami kerugian dan terancam melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Di Indonesia diperkirakan sebanyak 300 ribu buruh migas terkena PHK.

Presiden KSBSI Mudhofir Khamid mengemukakan, anjloknya harga minyak dunia disebabkan berbagai hal, antara lain kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menjaga harga minyak rendah akibat dari politik luar negeri Amerika di Timur Tengah, yang menyebabkan produksi minyak berlebihan.

"Hal lain adalah akibat perlambatan perekonomian di China yang membuat minyak mengalami over suplai dan harga minyak semakin tertekan mengingat negara tersebut merupakan salah satu konsumen minyak terbesar dunia," ujar Mudhofir, dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Jumat (29/1/2016).

Dia mengatakan, meskipun saat ini Indonesia tidak lagi menggantungkan pendapatan pada sektor migas sebagai pendapatan utama, namun anjloknya harga minyak dunia tetap memberikan pengaruh terhadap industri migas nasional.

Berdasarkan hasil survei yang terbitkan DNV GL, salah satu perusahaan konsultan migas, turunnya harga minyak dunia secara drastis membuat pendapatan dari perusahaan minyak merosot. Hal ini karena perusahaan minyak akan mengambil kebijakan pemangkasan biaya produksi yang berdampak pada timbulnya PHK, pemangkasan biaya investasi, dan pemangkasan biaya distribusi.

Berdasarkan kondisi tersebut, KSBSI memperkirakan ada sekitar 300 ribu buruh yang bekerja pada industri migas di Indonesia, yaitu pegawai tetap, pegawai kontrak dan pegawai pada perusahaan subkontraktor, terancam mengalami PHK akibat merosotnya harga minyak dunia.

"Tiga kelompok itu akan terancam mengalami PHK besar-besaran akibat merosotnya harga minyak dunia," tegas Mudhofir.

Selain itu, lanjut dia, dalam laporan terbaru ILO berjudul "World Employment And Social Outlook Report For 2016", disebutkan bahwa pada 2016 diperkirakan angka pengangguran global akan bertambah 2,3 juta orang dan pada 2017 jumlah pengangguran akan bertambah 1,1 juta.

Sehingga, total pengangguran secara global pada 2017 mendatang, jika ditambah dengan data pengangguran saat ini diperkirakan akan mencapai lebih dari 200 juta orang.

"Jumlah pengangguran global tersebut merupakan dampak dari perlambatan ekonomi global pada tahun lalu, khususnya di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin dan Timur Tengah. Negara berkembang dan negara produsen minyak berpotensi menderita instabilitas sosial seperti pengangguran meningkat," tandasnya.

Baca juga:


Pemerintah Tak Bisa Cegah Schlumberger PHK Karyawan

Chevron Niat PHK, JK Ramal Kenaikan Harga Minyak Tunggu Waktu

Pemerintah Bingung Respons Keputusan PHK Perusahaan Migas
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9913 seconds (0.1#10.140)