Proyek Blok Masela Terbesar di Dunia, Memutuskannya Butuh Kesabaran

Selasa, 02 Februari 2016 - 06:06 WIB
Proyek Blok Masela Terbesar di Dunia, Memutuskannya Butuh Kesabaran
Proyek Blok Masela Terbesar di Dunia, Memutuskannya Butuh Kesabaran
A A A
JAKARTA - Sekretaris Kabinet RI Pramono Anung mengungkapkan mengambil keputusan mengenai pengembangan kilang Blok Masela di Kalimantan Timur membutuhkan kesabaran. Sebab, proyek ini nantinya akan menjadi pembangunan gas terbesar di dunia sehingga keputusan yang diambil harus benar-benar yang terbaik.

Saat ini, terdapat dua opsi yang bergulir terkait pengembangan kilang di Blok Masela, yaitu skema LNG terapung (floating LNG/FLNG/offshore) yang diajukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, dan skema pipanisasi di darat (onshore) yang diajukan Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Rizal Ramli.

"Ini akan menjadi proyek gas terbesar di dunia, dan untuk itu memang perlu kesabaran untuk memutuskan. Karena keputusannya tidak boleh salah. Suasana ratas sangat dinamis, sangat hangat. Presiden sangat happy dengan apa yang terjadi," ujarnya, usai rapat kabinet terbatas tentang Blok Masela di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (1/2/2016).

Baca: Jokowi Tak Akan Putuskan Blok Masela Sebelum Bertemu Inpex dan Shell

Politisi PDI-Perjuangan ini mengakui bahwa suasana rapat kabinet terbatas terkait Lapangan Abadi ini diwarnai banyak perbedaan pendapat dari para menteri dalam Kabinet Kerja. Presiden Jokowi pun menghormati setiap perbedaan yang ada. Namun, Presiden menekankan perbedaan boleh terjadi tapi ketika keputusan telah diambil tidak boleh ada lagi yang berbicara di luar kabinet.

"Beliau sekali lagi, di ujung mengatakan bahwa rapat seperti ini beliau memberikan penghormatan. Tetapi jangan sudah presiden memutuskan, masih ada yang berbicara di luar terhadap keputusan yang sudah diambil," tegasnya.

Menurut Pramono, pemerintah ingin membangun sebuah tradisi baru yaitu setiap perbedaan hanya terjadi di dalam rapat. Namun setelah diputuskan Presiden, semua wajib mentaati.

"Kita ingin membangun sebuah tradisi baru, perbedaan itu terjadi dalam rapat. Tapi begitu presiden sudah memutuskan, maka semuanya wajib untuk mengikuti. Jadi itu yang terjadi. Sekali lagi, belum ada keputusan," tandasnya.

Baca juga:

Faisal Basri Ungkap Konflik Kepentingan Skema Blok Masela

Rincian Kenapa Skema Kilang Darat Terbaik Buat Blok Masela

Soal Blok Masela, Pemerintah Lebih Untung Bangun Kilang di Laut
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4870 seconds (0.1#10.140)