Standard Chartered Optimistis dengan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Rabu, 10 Februari 2016 - 20:29 WIB
Standard Chartered Optimistis dengan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Standard Chartered Optimistis dengan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
A A A
JAKARTA - Standard Chartered Bank Indonesia (Standchart) optimistis pertumbuhan ekonomi domestik masih sangat menjanjikan dalam jangka menengah dan panjang. Perekonomian nasional diproyeksikan tumbuh 5,2% tahun ini atau akan lebih baik dari pencapaian 2015. Atas proyeksi tersebut perseroan semakin optimistis mengembangkan bisnis ritel khususnya segmen menengah ke atas atau wealth management.

Chief Executive Officer (CEO) Standard Chartered Indonesia Shee Tse Koon mengatakan, kondisi perekonomian pada 2015 lalu cukup dinamis dan penuh tantangan. Namun, pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan khususnya mendorong dengan belanja pemerintah dengan strategi pembangunan infrastruktur.

“Pertumbuhan memang lambat tapi pasti setiap tahunnya. Tahun ini, kami optimistis pertumbuhan domestik dapat mencapai 5,2%. Kami bantu perekonomian masyarakat segmen ritel. Serta juga mendukung pemerintah untuk fund rising dari investor asing masuk ke obligasi pemerintah dan sukuk,” ujar Koon, saat mengunjungi Gedung Sindo, Jakarta, Rabu (10/2/2016).

Dia menjelaskan Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang bagus baik dari jumlah penduduk maupun SDA. Kekuatan ekonomi Indonesia akan kembali pulih karena permintaan komoditas akan naik lagi dalam jangka panjang. Sehingga dalam jangka menengah dan panjang ekonomi domestik sangat positif. Meskipun dalam jangka pendek memang terjadi perlambatan namun kondisi ini disebabkan perubahan struktur ekonomi global.

“Ada perubahan struktur ekonomi global yang terjadi saat ini sehingga reformasi struktural dibutuhkan. Fokusnya saat ini ialah mendorong belanja pemerintah khususnya untuk infrastruktur. Hal ini penting karena rendahnya daya beli masyarakat dan harga komoditas yang masih melempem. Pembangunan infrastruktur sekarang sangat signifikan khususnya pembangkit listrik yang dibutuhkan pabrik pabrik dan mengurangi impor kedepannya,” terangnya.

Perseroan juga terus mendorong animo masyarakat dengan menggelar seminar edukasi keuangan tahunan "Wealth On Wealth". Acara ini dilakukan khusus untuk para nasabah, agar bisa memahami situasi lengkap perekonomian saat ini. Acara tahunan tersebut dilakukan untuk ke-12 kalinya demi menggerakkan segmen ritel wealth management.Dua tahun terakhir acara digelar di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan.

Sementara itu, Head of Retail Banking Standard Chartered Bank Indonesia, Lanny Hendra mengatakan, beberapa tantangan ekonomi masih akan terjadi pada 2016. Hal tersebut seiring terjadinya siklus ekonomi Amerika Serikat (AS).

Untuk itu, Lanny mengajak seluruh nasabah agar bisa beradaptasi terhadap situasi dan perubahan lansekap yang terjadi dengan melakukan diversifikasi terhadap portfolio investasi.

"Harus berani melakukan terobosan dengan melakukan penganekaragaman usaha, dalam hal ini investasi. Dengan ini kami yakin dan percaya, kami optimis bisa menjadi lebih baik lagi," ujarnya, dalam kesempatan yang sama.

Dia percaya perekonomian domestik dapat pulih hanya dengan konsumsi domestik. Hal ini membuatnya agresif untuk meningkatkan animo masyarakat supaya meningkatkan investasi karena melihat pertumbuhan pasar.

Fokus perseroan ialah mengembangkan nasabah affluent atau nasabah prioritas dengan simpanan minimal Rp500 juta akan terus dikembangkan. Perseroan berharap para nasabah prioritas dapat mengembangkan portfolio yang beragam.

“Sementara untuk kredit tahun ini kami berhati-hati dan tidak mau agresif. Kami mengikuti market saja dengan coba mencapai pertumbuhan kredit 10% sesuai anjuran regulator,” jelasnya.

Perseroan menargetkan bisnis weath management bisa tumbuh double digit di atas 10% pada 2016. Strategi ini akan mengandalkan dua produk weath management, yaitu reksadana dan asuransi.

Executive Director and Head weath management Standard Chartered Bank Indonesia, Bambang Simon Simarno mengatakan, saat ini pihaknya sudah memiliki 50 produk reksadana dan 20 produk asuransi. “Untuk reksadana kami ada kerja sama dengan sembilan perusahaan aset manajemen dan untuk asuransi 10 mitra,” ujarnya.

Bambang mengatakan, sampai Desember 2015, porsi untuk produk wealth management, baik reksadana dan asuransi hampir seimbang. Pada 2016, Standard Chartered juga bekerja sama dengan PT Prudential Life Assurancce untuk meningkatkan jumlah produk yang ditawarkan ke nasabah. Melalui kerjasama ini, diharapkan bisa menambah jumlah produk Stanchart sebanyak 12 unit, baik unit link, proteksi, Credit Shield, maupun asuransi perlindungan rumah.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4350 seconds (0.1#10.140)