Ekspor China Februari Jatuh Terendah dalam Enam Tahun

Selasa, 08 Maret 2016 - 15:11 WIB
Ekspor China Februari Jatuh Terendah dalam Enam Tahun
Ekspor China Februari Jatuh Terendah dalam Enam Tahun
A A A
JAKARTA - Kinerja perdagangan China pada Februari tahun ini jauh lebih buruk dari perkiraan para ekonom. Di mana ekspor jatuh paling dalam lebih dari enam tahun dan impor juga sedikit geser, beberapa hari setelah pemerintah meyakinkan investor bahwa prospek ekonomi terbesar kedua di dunia ini tetap solid.

Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (8/3/2016), ekspor turun 25,4% dari tahun sebelumnya, dan impor turun 13,8%. Penurunan ekspor terbesar sejak Mei 2009, namun ekonom mengatakan belum tentu menunjukkan kondisi yang terus memburuk karena adanya aktivitas bisnis berkurang selama liburan panjang Tahun Baru Imlek, yang jatuh pada awal Februari tahun ini.

Namun, ekspor Januari-Februari secara total jatuh 17,8% dan impor 16,7%, menunjukkan pelemahan permintaan terus-menerus yang membebani perekonomian China sebagai negara perdagangan terbesar di dunia.

"Ekspor yang sangat kuat tahun lalu pada Februari karena Tahun Baru Imlek sangat terlambat dan banyak gangguan dari liburan itu didorong ke Maret. Jadi implikasinya adalah kita mungkin akan melihat pembalikan signifikan bulan depan," kata Julian Evans-Prichard, ekonomi China Economic Capital di Singapura.

"Kami menduga bahwa ekspor keseluruhan tetap lemah tapi kita tidak melihat banyak bukti pelemahan, misalnya tidak ada tiba-tiba drop-off pesanan ekspor di PMI Markit (survei aktivitas), dan mereka umumnya melakukan pekerjaan cukup baik menyesuaikan musiman," jelas dia.

Analis yang disurvei Reuters telah memperkirakan ekspor Februari turun 12,5% dan impor turun 10,0%.
China mencatat surplus perdagangan sebesar USD32,59 miliar untuk bulan tersebut, atau turun dari Januari yang sebenarnya USD63,29 miliar.

Setelah perdagangan berulang kali dalam beberapa tahun terakhir menurun, China tidak menargetkan khusus untuk pertumbuhan perdagangan tahun ini. Hal ini mencerminkan ketidakpastian mendalam tentang keadaan permintaan global.

Menteri Perdagangan Gao Hucheng mengatakan, bulan lalu dia merasa yakin bahwa kondisi perdagangan China akan stabiul dan meningkat pada 2016. "Penurunan impor yang tajam juga menghancurkan harapan bahwa China meluncurkan paket stimulus yang akan meningkatkan permintaan untuk komoditas," kata Ekonom Commerzbank di Singapura Zhou Hao.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4694 seconds (0.1#10.140)