Harga Minyak Dunia Turun Lagi Masih Terimbas Produksi OPEC

Selasa, 03 Mei 2016 - 07:57 WIB
Harga Minyak Dunia Turun Lagi Masih Terimbas Produksi OPEC
Harga Minyak Dunia Turun Lagi Masih Terimbas Produksi OPEC
A A A
NEW YORK - Harga minyak dunia turun sekitar 3%, karena produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mendekati puncak sepanjang masa dan merekam pembelian spekulatif di patokan minyak global brent memicu profit taking pada reli outsized bulan lalu.

Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (3/5/2016) harga minyak brent untuk pengiriman bulan depan turun USD1,54 atau 3,3% menjadi USD45,83 per barel, memukul sesi rendah di level USD45,72. Sementara, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun USD1,14 sen atau 2,5% ke kevel USD44,78 per barel, setelah mencapai intraday rendah di posisi pada USD44,54.

Produksi minyak mentah OPEC naik pada April menjadi 32.640.000 barel per hari, mendekati posisi tertinggi dalam sejarah, sebuah survei Reuters menunjukkan. Ekspor Irak pada April Irak meningkat, seperti yang dilakukan ekspor lewat laut dari Rusia, sebagai eksportir terbesar di luar OPEC.

Pedagang mengutip laporan perusahaan intelijen pasar Genscape untuk kenaikan stok 821.969 barel di titik pengiriman Cushing, Oklahoma untuk AS West Texas Intermediate (WTI) minyak mentah berjangka selama sepekan terakhir.

"Parameter sisi yang tinggi kami untuk kedua WTI dan brent telah dicapai dan kami akan sangat menyarankan terhadap pembelian di mana saja di seluruh spektrum energi, terutama dari data mingguan EIA," kata Jim Ritterbusch dari Chicago Ritterbusch & Associates.

Administrasi Informasi Energi AS (EIA) besok akan menerbitkan data mingguan terkait supply-demand terhadap minyak. Stok mibyak di Cushing sebagai persediaan minyak mentah AS secara keseluruhan kemungkinan turun 1,4 juta barel pekan lalu.

Spekulan memperkirakan harga brent lebih tinggi mencapai rekor tertinggi pekan lalu yang naik 21,5%, atau terbesar bulanan mereka dalam tujuh tahun. Harga WTI diperkirakN juga naik ke posisi tertinggi dalam 10 bulan, dan investor menilai bahwa harga mungkin telah meningkat terlalu jauh dan cepat.

"Kenaikan harga minyak WTI di atas USD46 per barel tampaknya memiliki sedikit hubungannya dengan fundamental, hanya sebagian dengan faktor keuangan, dan mungkin lebih berkaitan dengan sentimen," kata Harry Tchilinguirian dan Gareth Lewis-Davies, strategis minyak dan komoditas BNP Paribas.

Morgan Stanley mengatakan bahwa pihaknya memperkirakan penurunan jumlah rig AS yang membantu harga minyak segera pulih sebagai produsen minyak shale meningkatkan pengeboran. "Sejarah menunjukkan bawah jumlah rig sudah dekat dan meningkat akan datang," katanya dalam sebuah catatan.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.7922 seconds (0.1#10.140)