Harga Minyak Dunia Tergelincir Usai Sentuh Level USD50/Barel

Sabtu, 28 Mei 2016 - 09:09 WIB
Harga Minyak Dunia Tergelincir Usai Sentuh Level USD50/Barel
Harga Minyak Dunia Tergelincir Usai Sentuh Level USD50/Barel
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia kembali tergelincir untuk hari kedua secara beruntun pada akhir perdagangan kemarin waktu setempat, ketika beberapa investor mengambil keuntungan dari kenaikan minyak yang sempat menyentuh level tertinggi dalam tujuh bulan. Sebelumnya di tengah penurunan produksi global, harga minyak sempat melampaui level USD50 per barel.

Dilansir Reuters, Sabtu (28/5/2016) saat dolar Amerika Serikat (USD) menguat terdorong komentar Gubernur The Fed Janet Yellen terkait rencana kenaikan suku bunga acuan dalam beberapa bulan mendatang, harga minyak justru balik tertekan. Menjelang hari libur Memorial Day, awal pekan nanti investor cenderung sedikit berhati-hati.

"Orang-orang yang khawatir produksi minyak bakal kembali meroket untuk menekan harga. Saya pikir penurunan akan terjadi karena bunga tinggi dan akhir pekan yang panjang," kata Analis Pasar Energi Price Futures Group Phil Flynn, di Chicago.

Tercatat harga minyak mentah Brent mengalami penurunan 27 sen atau 0,5% menjadi USD49,32 per barel. Sementara harga minyak mentah AS tergelincir 15 sen atau 0,3% untuk bertahan di level USD49.33 per barel. Sepanjang satu pekan terakhir Brent mencatat hasil positif dengan kenaikan 1% dan minyak mentah AS meloncat 3% dibantu keuntungan dari awal pekan.

Ketika harga minyak sempat meroket sampai posisi USD50 per barel, menurut analis dalam tiga sampai limpa pekan kedepan minyak Brent dan AS cenderung akan menghadapi hambatan teknis. Produsen dan spekulan lebih memilih untuk melindungi diri dari risiko kerugian. Senior Partner New York Energy Management Institute Dominick Chirichella memperkirakan stok minyak AS akan kembali meningkat.

Pasokan minyak AS diyakini bakal bertambah 300.000 sampai 400.000 barel per hari untuk membuat harga minyak kembali tertekan. Dalam beberapa pekan mendatang, investor masih akan memantau hasil pertemuan OPEC dan sinyal-sinyal dari produsen besar seperti Arab Saudi dan Iran terkait pertempuran mereka berbagi pasar minyak dunia.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5137 seconds (0.1#10.140)