Harga Minyak Dunia Naik Terimbas Turunnya Produksi di AS

Senin, 30 Mei 2016 - 08:40 WIB
Harga Minyak Dunia Naik Terimbas Turunnya Produksi di AS
Harga Minyak Dunia Naik Terimbas Turunnya Produksi di AS
A A A
SINGAPURA - Harga minyak dunia naik tipis pada awal perdagangan hari ini, karena permintaan di Amerika Serikat (AS) meningkat di tengah mulainya musim panas yang merupakan puncak musim mengemudi. Produksi minyak mentah yang turun ke level terendah sejak September 2014.

Seperti dikutip dari Reuters, Senin (30/5/2016), harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada level USD49,44 per barel pada pukul 01.08 GMT atau naik 11 sen dari posisi sebelumnya. Sementara, harga minyak brent berada di level USD49,36 per barel atau naik 4 sen.

"Harga minyak masih di bawah USD50 per barel meskipun ada kabar bahwa beberapa produsen minyak di wilayah pasir minyak Kanada berencana kembali beroperasi," kata ANZ.

Produsen minyak Suncor Energy berencana meningkatkan produksi pada ladang pasir minyak di Alberta pekan ini setelah sebelumnya terpaksa ditutup pada awal Mei karena terjadi kebakaran hutan secara besar-besaran di wilayah tersebut.

Meskipun kenaikan produksi di Kanada, ANZ Bank mengatakan bahwa harga WTI masih tetap menuat setelah persediaan minyak AS minggu akhir lalu turun sangat besar hingga 4,2 juta barel menjadi 537 juta barel karena permintaan yang kuat.

Para pedagang mengatakan bahwa dimulainya musim panas di AS membuat permintaan puncak musim mengemudi, yang akan dimulai dengan Memorial Day pada hari ini adalah alasan utama untuk peningkatan permintaan musiman.

Ini datang hanya karena produksi minyak mentah AS turun menjadi 8,77 juta barel per hari (bph), tingkat terendah sejak September 2014, dan turun 8,77% sejak puncaknya pada Juni 2015.

Di pasar minyak dunia, harga brent telah didukung oleh serangkaian gangguan pasokan di Nigeria, di mana militan telah melancarkan gelombang serangan pada pipa minyak, memotong produksi negara untuk lebih dari dua posisi terendah satu dekade.

Perhatian juga akan pada pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Wina pekan ini, meskipun sebagian besar analis tidak mengharapkan apapun keputusan yang akan menyebabkan perubahan dalam produksi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5401 seconds (0.1#10.140)