Pertumbuhan Ekonomi DIY Membaik

Rabu, 08 Juni 2016 - 15:56 WIB
Pertumbuhan Ekonomi DIY Membaik
Pertumbuhan Ekonomi DIY Membaik
A A A
YOGYAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sepanjang triwulan I pada 2016 tercatat membaik seiring perbaikan daya beli masyarakat hingga menyebabkan tumbuhnya konsumsi rumah tangga. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Arif Budi Santosa mengungkapkan, saat ini kondisi perekonomian di Yogyakarta mengalami pertumbuhan meskipun hanya kecil.

Semakin solidnya konsumsi rumah tangga, ekonomi DIY pada Triwulan I 2016 tumbuh 5,04% year of year (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih baik dari pertumbuhan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 4,26% (yoy) namun masih lebih rendah dibandingkan Triwulan IV 2015. “Triwulan IV 2015 yang tercatat sebesar 5,50% (yoy),” paparnya, Rabu (8/6/2016).

Dia juga menerangkan pertumbuhan ekonomi DIY di triwulan juga didukung oleh peningkatan impor barang, terutama bahan baku tekstil seiring dengan peningkatan permintaan ekspor tekstil dan penguatan nilai tukar rupiah. Terus membaiknya kegiatan MICE yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan konsumsi untuk hotel dan restoran berdampak pula pada peningkatan impor antar daerah.

Menurutnya, peningkatan impor antar daerah juga dipengaruhi oleh penurunan produksi pertanian karena gangguan faktor cuaca, seperti bawang merah dan cabe. Sementara itu, peranan investasi masih terbatas mengingat proyek-proyek pemerintah masih dalam tahap perencanaan/persiapan dan sektor swasta masih menahan ekspansi menunggu penguatan prospek usaha kedepan.

Selama ini, lanjutnya, perekonomian Yogyakarta memang banyak ditopang oleh kegiatan MICE yang terjadi di kota ini. Tingginya permintaan berbagai bahan makanan yang sebagian besar didatangkan dari luar daerah menunjang kegiatan MICE ini memang masih menjadi penyumbang fluktuasi perekonomian di DIY.

“Ketergantungan kita terhadap MICE itu sangat tinggi. Padahal bahan-bahan konsumsi untuk MICE sebagian besar didatangkan dari daerah lain,” lanjutnya.

Meski perekonomian tumbuh, tetapi kinerja ekspor wilayah ini justru mengalami penurunan. Kepala BPS Yogyakarta, Bambang Kristiyanto mengungkapkan, nilai ekspor barang asal DIY melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan April 2016 lalu nilainya berkisar USD26,071 juta.

Jumlah tersebut menurun dibanding dengan nilai ekspor sebelumnya yaitu sebesar USD 27,062 juta atau turun sekitar 3,66 %. “Dibanding tahun lalu, secara kumulatif Januari hingga Maret turun 2,27%,” jelas dia,

Menurutnya, perkembangan ekspor terbesar bulan Apri 2016 terhadap bulan Maret 2016 adalah ke Perancis. Pihaknya mencatat, setidaknya ada peningkatan 245% ekspor dengan tujuan Perancis. Namun secara umum dibanding dengan tahun lalu, perkembangan ekspor ke Perancis mengalami peningkatan sekitar 51,33 %.

Kinerja impor dari daerah ini juga menunjukkan penurunan. Di bulan April 2016, impor ke wilayah ini hanya sebesar USD 394,8 juta. Jumlah tersebut menurun sekitar 30,45% dibanding dengan bulan sbeelumnya. Tetapi dibanding dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah tersebut melonjak 125,59 %. Sebagian besar impor DIY berasal dari Hongkong.

“Impor dari Hongkong sendiri mencapai 44,62% dari total impor DIY. Komoditas utama adalah tekstil,”ungkapnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5330 seconds (0.1#10.140)