Brexit Penyebab Utama Penurunan Ekonomi Inggris

Sabtu, 23 Juli 2016 - 16:06 WIB
Brexit Penyebab Utama Penurunan Ekonomi Inggris
Brexit Penyebab Utama Penurunan Ekonomi Inggris
A A A
LONDON - Keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa (UE) alias Brexit telah menyebabkan penurunan drastis dalam kegiatan ekonomi, yang tidak pernah terjadi sejak krisis keuangan berakhir. Data dari Purchasing Manager's Index (PMI) menunjukkan penurunan menjadi 47,7 pada bulan Juli, atau menjadi level terendah sejak bulan April 2009.

(Baca Juga: Brexit Paksa IMF Potong Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global)

Dilansir BBCnews, Sabtu (23/7/2016) indeks ekonomi di bawah angka 50 menunjukkan terjadinya kontraksi ekonomi. Dua sektor yang mengalami penurunan di antaranya manufaktur dan Jasa. Meski demikian ekspor Inggris mengalami peningkatan didorong oleh melemahnya nilai poundsterling terhadap beberapa mata uang lain.

Diterangkan laporan dari Purchasing Manager's Index merupakan hasil penelitian yang melibatkan lebih dari 650 perusahaan jasa, dari sektor seperti perhubungan, layanan bisnis, komputer, hingga restoran. Pertanyaan yang diajukan adalah 'Apakah tingkat kegiatan bisnis perusahaan lebih tinggi, sama atau lebih rendah dibandingkan sebulan lalu?"

PMI juga melakukan survei kepada sektor manufaturing lewat pertanyaannya apakah produksi naik atau turun. PMI adalah yang pertama menyampaikan serangkaian data yang mengukur reaksi bisnis terhadap hasil referendum Inggris atau Brexit.

Sebelumnya Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan hasil referendum Inggris tersebut telah menekan ekonomi dunia. Dalam laporan terbarunya, IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2016 menjadi 3,1% dari perkiraan semula 3,2%.

"Pertama kali kita lihat indek jatuh ke posisi terendah saat krisis keuangan global pada 2008-2009 dan krisis keuangan Asia pada 1998. Tapi saat ini menunjukkan ada potensi dampak lebih besar kepada ekonomi Inggris daripada sebelumnya. Ini persis yang dikatakan bakal terjadi oleh sebagian besar ekonomi," terang Kepala Ekonom IHS Markit Chris Williamson.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7781 seconds (0.1#10.140)