USD Tergelincir, Rupiah Dibuka Malah Semakin Terjerumus

Selasa, 26 Juli 2016 - 10:10 WIB
USD Tergelincir, Rupiah Dibuka Malah Semakin Terjerumus
USD Tergelincir, Rupiah Dibuka Malah Semakin Terjerumus
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka kembali terjerumus setelah pada penutupan kemarin terkapar. Memburuknya mata uang Garuda terjadi saat USD tergelinciur.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah dibuka di level Rp13.150/USD. Posisi ini tercatat semakin memburuk dari posisi sebelumnya di level Rp13.135/USD.

Sementara menurut data Bloomberg, rupiah dibuka pada posisi Rp13.151/USD pagi ini dengan kisaran harian Rp13.143-Rp13.184/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah memburuk dibanding penutupan sebelumnya di level Rp13.142/USD.

Posisi rupiah terhadap USD berdasarkan data Yahoo Finance bergerak masih sedikit menguat ke level Rp13.131/USD dibanding penutupan kemarin di posisi Rp13.135/USD. Pagi ini, rupiah berdasarkan Yahoo Finance berada pada kisaran harian Rp13.119-Rp13.169/USD.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (26/7/2016), USD tergelincir menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang dimulai hari ini di tengah menguatnya yen.

Indeks USD yang melacak greenback terhadap beberapa enam mata uang rival utamanya, turun 0,1% menjadi 97,228 di bawah sesi sebelumnya yang cukup tinggi tinggi 97,569, atau puncak paling tinggi sejak Maret.

USD terhadap yen tergelincir 0,5% ke 105,23, sementara euro terhadap yen juga turun 0,5% menjadi 115,66. Sebagian besar ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan BOJ mengambil beberapa bentuk langkah pelonggaran pada pertemuan dua hari yang berakhir pada Jumat.

Pemerintah Jepang juga menyusun paket pengeluaran besar-besaran sekitar 20 triliun yen (USD189 miliar), sumber-sumber pemerintah mengatakan kepada Reuters pekan lalu, meskipun belanja publik yang sebenarnya akan jauh lebih kecil.

Sebuah laporan Nikkei hari ini mengatakan, Jepang kemungkinan akan menyuntikkan 6 triliun yen di pengeluaran fiskal langsung ke dalam perekonomian selama beberapa tahun ke depan.

"Untuk yen, apa yang paling penting menurut kami adalah 'mamizu' atau isi paket fiskal-lebih dari total headline yang mudah meningkat. Semakin besar ini, pasar saham akan lebih mendukung dan negatif untuk yen," kata Ray Attrill di National Australia Bank.

Dolar Australia terhadap USD stabil di level 0,7468, karena investor menunggu data inflasi besok yang banyak dipercaya akan mengirim sinyal apakah suku bunga akan dipotong pada awal bulan depan.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3105 seconds (0.1#10.140)