Belum Lama Meluncur, Transaksi TM Vaganza Capai Rp20 Miliar

Kamis, 28 Juli 2016 - 04:07 WIB
Belum Lama Meluncur, Transaksi TM Vaganza Capai Rp20 Miliar
Belum Lama Meluncur, Transaksi TM Vaganza Capai Rp20 Miliar
A A A
JAKARTA - Baru tiga bulan, program promosi Trade Mall (TM) Vaganza 2016 di tujuh pusat perbelanjaan di Jakarta telah menarik transaksi Rp20 Miliar lebih. Sejak diluncurkan Mei 2016, jumlah kupon yang diikutkan program undian mencapai 120.000 kupon, dan meningkat tajam pada Ramadhan dan Idul Fitri kemarin.

"Saat lebaran kemarin telah meningkatlkan jumlah pengunjung ke TM APG. Umumnya mereka membeli busana muslim, batik dan peralatan sholat. Jika dikalkulasikan selama tiga bulan terakhir, jumlah pengunjung TM APG mencapai 20.000-150.000 per hari. Pengunjung paling banyak adalah TM Blok B Tanah Abang,” ungkap Ho Mely Surjani, AVP Marketing TM APG di Jakarta Rabu (27/7)

“Saat ini, nilai transaksi TM Vaganza nilainya sekitar Rp20 miliar lebih dan kemungkinan besar meningkat sampai dengan akhir Juli ini" ungkap Mely. Mely menjelaskan, pada bulan Mei lalu, tercatat sebanyak 27.000 lebih kupon yang diikutkan dalam undian tersebut. Pada Juni, jumlahnya melonjak mencapai 52.000 lebih kupon, sedangkan bulan Juli diperkirakan ada tambahan 41.000 kupon.

TM merupakan bentuk sinergi brand untuk TM di bawah naungan APG dan APL. Satu payung brand itu bertujuan agar memudahkan publik bahwa TM adalah bagian dari Agung Podomoro.

Sejak Mei 2016 diluncurkan sinergi TN. terdapat sepuluh TM terdiri dari sembilan di Jakarta dan satu berlokasi di Balikpapan, Kalimantan Timur.

TM dibagi dalam tiga tema yakni mal umum seperti Mangga Dua Square, Plaza Balik Papan, Blok M Square, tetapi ada juga mal peralatan (tools) seperti LTC Glodok dan Harco Glodok, serta mall trend untuk Season City, Kalibata City, dan Thamrin City, serta tekstil untuk Blok B Tanah Abang. Thamrin City saat ini telah dikenal sebagai pusat batik nusantara dan busana muslim, memperkuat TM Blok B Tanah Abang.

“Konsep TM berbeda dengan mal. Konsep TM berupa kumpulan kios-kios milik pedagang yang umumnya UKM dibuat dengan kenyamanan seperti mal. Sedangkan mal lebih banyak menghadirkan tenant-tenant besar dengan brand-brand terkenal,” jelas Ho Mely Surjani.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2302 seconds (0.1#10.140)