Sri Mulyani Akan Evaluasi Target Penerimaan yang Rawan Meleset

Kamis, 28 Juli 2016 - 19:05 WIB
Sri Mulyani Akan Evaluasi Target Penerimaan yang Rawan Meleset
Sri Mulyani Akan Evaluasi Target Penerimaan yang Rawan Meleset
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku akan segera melakukan evaluasi terhadap target penerimaan negara yang rawan meleset dari target yang dicanangkan. Evaluasi tersebut mencakup penerimaan pajak, bea cukai, ataupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Menurutnya, seluruh postur penerimaan di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 harus kredibel. Untuk itu, pihaknya akan segera melakukan evaluasi mulai dari sisi penerimaan yang paling rawan.

"Kita akan melihat lagi dengan seluruh jajaran, baik pajak, bea cukai, PNBP untuk melihat apa-apa dari sisi yang paling rawan dan yang paling mungkin perlu diperhatikan. Sehingga kita bisa mengantisipasi perkembangan dari pengelolaan APBN 2016," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/7/2016).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan, Kemenkeu akan berusaha membangun instrumen fiskal dan APBN yang sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo. Instrumen fiskal, dikatakannya, harus bisa mengentaskan kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan menjadi alat untuk menciptakan kesempatan kerja.

Dirinya juga akan segera berkoordinasi dengan kementerian lain, khususnya Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Bappenas, dan Kementerian BUMN untuk mewujudkan keinginan Jokowi tersebut. "Itu hal yang sedang kita akan lalukan, tidak hanya evaluasi karena 2016 tersisa empat bulan. Kita akan manfaatkan dengan baik dan komunikasikan dengan baik," tandasnya.

Sekadar informasi, dalam APBN-Perubahan 2016, Pemerintah menargetkan pendapatan negara dan hibah tahun ini mencapai Rp1.786,225 triliun. Target tersebut sedikit menurun dari target dalam APBN 2016 yang mencapai Rp1.822,545 triliun. (Baca: Sri Mulyani Sebut Target Penerimaan Negara 2016 Ambisius)

Pendapatan negara ini antara lain didapat dari penerimaan perpajakan yang nilainya Rp1.539,166 triliun, turun dari sebelumnya Rp1.546,664 triliun.

Lalu ada juga penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp245,083 triliun, turun dari sebelumnya Rp273,849 triliun. Ini akibat penurunan PNBP pada hasil sumber daya alam (SDA).
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5794 seconds (0.1#10.140)