KEIN: Kebijakan Keuangan Harus Mudah Diakses Lapisan Masyarakat

Sabtu, 27 Agustus 2016 - 21:17 WIB
KEIN: Kebijakan Keuangan Harus Mudah Diakses Lapisan Masyarakat
KEIN: Kebijakan Keuangan Harus Mudah Diakses Lapisan Masyarakat
A A A
JAKARTA - Perbankan diharapkan dapat membuat kebijakan yang ikut mendorong bergeraknya usaha masyarakat. Untuk itu, perlu disusun model bisnis dan visi misi perbankan yang tepat arah dalam menyasar semua lapisan masyarakat, agar mereka mudah dalam mengakses layanan keuangan.

Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Muhammad Syafii Antonio mengatakan, kebijakan perbankan yang memudahkan masyarakat mengakses pembiayaan dan keuangan, ikut mendongkrak tumbuhnya perekonomian Indonesia.

"Harapan pertumbuhan ekonomi nasional yang baik itu angkanya di atas dua digit, bisa saja itu terealisasi dengan kontribusi perbankan," ujarnya dalam siaran pers kepada Sindonews, Sabtu (27/8/2016).

Syafii mengatakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia sudah harus menyusun peta arah kebijakan keuangan menuju itu semua. Menurutnya, penting kedua instansi tersebut menyamakan visi misinya agar nantinya saling menguatkan saat menetapkan kebijakan keuangan.

"Kalau arahnya sudah sama, kebijakan keuangan saling menguatkan yang berpihak untuk kemudahan akses ekonomi masyarakat, diharapakan tingkat kesenjangan pendapatan masyarakat menurun," tukas Syafii.

Dia mengusulkan agar kebijakan pembiayaan dan keuangan nantinya banyak mengarah ke tingkat usaha mikro dan pedesaan. Dengan begitu, kata Syafii, mampu membuat koperasi menggeliat dan pendapatan keuangan di desa meningkat.

"Teknologi juga semakin berkembang sebab ditunjang dengan akses kemudahan permodalan. Begitu juga bank bisa mengalokasikan sekurangnya 5% untuk arah pendidikan kejuruan sebab banyak masyarakat kita yang masih mengenyam pendidikan formil hanya sampai tingkat SMA, bahkan SMP," jelas dia.

Syafii juga mengingatkan mengenai sistem financial technology (fintech) yang saat ini dikembangkan. Dia berharap fintech tidak diberlakukan dengan kebijakan yang berat, seperti diterapkan ke model Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

"Bagaimanapun juga tidak akan dapat bisa mengambil alih peran bank," imbuh Syafii.

Syafii ingin kelak bila muncul kebijakan keuangan yang digodok OJK dan BI, jangan sampai justru mematikan industri keuangan di bawahnya. Menurutnya, industri jasa keuangan dan perbankan harus sama-sama saling tumbuh.

Menyangkut kategori bank konvensional dan syariah, Syafii meminta agar keduanya sama-sama dibuat kebijakan untuk bisa memperoleh keuntungan dan berkembang.

"Jangan hanya terfokus pada pengembangan bank konvensional, namun bank syariah berjalan lambat," tutupnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4979 seconds (0.1#10.140)