Agustus Deflasi 0,02%, Terendah Sejak 2001

Kamis, 01 September 2016 - 11:54 WIB
Agustus Deflasi 0,02%, Terendah Sejak 2001
Agustus Deflasi 0,02%, Terendah Sejak 2001
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Indonesia pada Agustus 2016. Dalam rilis yang baru dikeluarkan hari ini, sepanjang Agustus 2016 yang terjadi justru deflasi, angkanya 0,02%.

Deflasi Agustus ini merupakan deflasi Agustus terendah sejak 2001 atau selama 15 tahun, khusus untuk bulan yang identik dengan Kemerdekaan Indonesia.

Dan untuk inflasi tahun kalender berjalan dari Januari hingga Juli 2016 tercatat 1,74% dan inflasi tahun ke tahun (YoY) 2,79%. Adapun inflasi inti sebesar 0,36% dan inflasi inti YoY 3,32%.

Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, untuk inflasi tahun kalender tersebut adalah yang terendah sejak 2011. "Sedangkan untuk inflasi inti, ini yang tertinggi di 2016. Kalau untuk antar tahunnya ini fluktuatif," kata Sasmito di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (1/9/2016)

Menurut dia, inflasi saat ini diakuinya kecil bahkan hingga deflasi disebabkan karena dampak penurunan harga minyak secara global dan berimbas ke harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.

"Ini dampak penurunan harganya sangat panjang dan berpengaruh ke harga komoditas seluruh dunia," kata dia di Gedung BPS, Pasar Baru, Jakarta, Kamis (1/9/2016).

Adapun dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang diamati, 49 kota mengalami deflasi dan 33 lainnya inflasi.

Deflasi tertinggi di Kupang, Nusa Tenggara Timur, yakni 0,87%. Hal ini karena turunnya tarif angkutan udara di sana. Sedangkan untuk deflasi terendah di Cilegon, Jawa Barat, 0,01%. Untuk inflasi tertinggi di Manokwari dan Sorong 1,27% dan inflasi terendah di Jakarta dan Kendari, Sulawesi Tenggara sebesar 0,01%.

"Di Sorong dan Manokwari tinggi lantaran harga cabai naik dan juga harga rokok. Ini juga terkait isu rokok mau naik kemarin, jadi ada pengaruhnya," imbuh Sasmito.

Untuk Agustus, terdapat beberapa sektor yang mengalami inflasi. Pertama, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau inflasi 0,41%. Sedangkan untuk bahan makanan deflasi 0,68%. Hal ini karena harga bahan makanan setelah Idul Fitri turun.

"Untuk pendidikan, rekreasi dan olahraga inflasinya cukup tinggi yakni 1,18%. Ini karena banyak orang tua yang melakukan pembayaran pendidikan, tahun ajaran baru terutama untuk yang kuliah," tutupnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7883 seconds (0.1#10.140)