Bank Terbesar Kedua Jerman Berencana PHK Ribuan Pekerja

Minggu, 02 Oktober 2016 - 12:10 WIB
Bank Terbesar Kedua Jerman Berencana PHK Ribuan Pekerja
Bank Terbesar Kedua Jerman Berencana PHK Ribuan Pekerja
A A A
FRANKFURT - Bank terbesar kedua di Jerman yakni Commerzbank mengumumkan rencana memangkas 9.600 karyawan selama empat tahun ke depan. Tak hanya itu, perbankan yang berkantor pusat di Frankfurt Main, Jerman ini juga akan menangguhkan pembayaran dividen untuk pertama kalinya.

Seperti dilansir BBC, Minggu (2/10/2016) dalam sebuah pernyataan, bank menyatakan ini merupakan bagian dari rencana restrukturisasi bank setelah baru-baru ini harus ditalangi. Mereka menerangkan ada akhir 2020 akan meningkatkan profitabilitas secara berkelanjutan.

Namun, bank juga mengatakan akan memperbesar pangsa pasar mereka di daerah yang menunjukkan pertumbuhan pesat. Strategi Commerzbank tersebut rencananya bakal dibahas pada pertemuan petinggi bank. Pengumuman Commerzbank ini datang di tengah-tengah penyangkalan pemerintah Jerman yang disebut tengah berencana melakukan penyelamatan kepada Deutsche Bank.

Deutsche sebagai bank terbesar di Jerman tengah menghadapi denda USD14 miliar dari regulator AS, akibat kesalahan penjualan obligasi mortgage-backed sebelum krisis keuangan 2008. Sementara strategi Commerzbank akan berkonsentrasi pada bisnis inti mereka yakni pelanggan pribadi dan usaha kecil serta klien mereka selama ini.

Menurut analis Jonty Bloom mengatakan restrukturisasi yang dilakukan Commerzbank diharapkan bisa menghemat miliaran euro per tahun sehingga memukinkan mereka untuk berinvestasi di sektor-sektor bisnis lain serta menciptakan pekerjaan baru di wilayah lain. Saham Commerzbank sendiri kini 15% milik pemerintah Jerman, yang tentu saja membantunya selama krisis keuangan tahun 2008.

Namun, para kritikus mengatakan bahwa bank-bank di Jerman terlalu lambat menangani konsekuensi dari krisis kredit. Eefek dari menurunnya permintaan kredit dan kebijakan suku bunga negatif European Cental Bank diyakini membuat Commerzbank menggabungkan operasi bisnis dan memotong biaya untuk mengimbangi dampak.

Analis menerangkan krisis kredit membuat mayoritas perbankan menghadapi banyak masalah yang serupa yakni kompetisi baru, biaya yang lebih tinggi dari peraturan baru. Ditambah pada waktu yang sama penurunan suku bunga telah memukul keuntungan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5990 seconds (0.1#10.140)