Harga Tiket Pesawat Turun, Yogyakarta Deflasi 0,16%

Senin, 03 Oktober 2016 - 15:10 WIB
Harga Tiket Pesawat Turun, Yogyakarta Deflasi 0,16%
Harga Tiket Pesawat Turun, Yogyakarta Deflasi 0,16%
A A A
YOGYAKARTA - Perkembangan harga berbagai komoditas pada September 2016 secara umum mengalami penurunan, sehingga daerah ini terjadi deflasi sebesar 0,16%. Penyumbang utama deflasi adalah penurunan harga bahan makanan serta menurunnya harga tiket pesawat terbang.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Bambang Kristiyanto mengatakan, laju inflasi di DIY selalu mengalami tren penurunan paska Lebaran, bahkan cenderung deflasi. Penurunan angka inflasi atau bahkan deflasi ini karena ada kecenderungan terjadi penurunan harga bahan makanan, dan terbesar penurunan tiket pesawat terbang.

Pada periode tertentu harga bahan makanan dan tiket pesawat akan kembali menjadi penyumbang inflasi. "Yogyakarta memang spesifik," kata dia di Yogyakarrta, Senin (3/10/2016).

Sebenarnya, angka inflasi di Yogyakarta juga sering terpengaruh kenaikan harga kos-kosan atau kontrakan di wilayah ini. Permintaan kos-kosan atau kontrakan akan mengalami kenaikan ketika musim tahun ajaran baru sekolah ataupun perguruan tinggi dimulai.

Saat ini, permintaan kos-kosan atau kontrakan tengah meningkat dan mengakibatkan harganya mengalami kenaikan. Hanya saja, kenaikan tarif kos-kosan tidak terlalu besar dan mampu ditutup penurunan harga tiket pesawat terbang.

Kenaikan harga beberapa komoditas tak begitu banyak maka di kota ini terjadi deflasi. Turunnya dua indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan turun 1,1% dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan turun 1,01% menjadi penyumbang deflasi.

Lima kelompok pengeluaran lainnya yang mengalami kenaikan yaitu kelompok makanan jadi serta rokok dan tembakau naik 0,05%. Sementara perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,32%.

Sementara, kelompok sandang naik 0,46%, kelompok kesehatan naik 0,79%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,80%. "Kos-kosan juga naik, tetapi tidak signifikan," ujarnya.

Penyumbang deflasi terbesar adalah angkutan udara yang turun 11,98%, dan memberi andil deflasi sebesar -0,19%, daging ayam ras turun 6,30% dan wortel turun 36,23% memberi andil -0,06%. Telur ayam ras turun 8,17% memberi andil deflasi -0,05%.

Beberapa komoditas lain seperti semen, cabai rawit apel, brokoli dan pepaya juga menyumbang deflasi namun kecil.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Yogyakarta, Arif Budi Santosa mengatakan, selama ini produksi bahan makanan dari wilayah ini memang surplus.

Hanya saja, produk dari Yogyakarta justru diminati oleh masyarakat di luar DIY. Sehingga, seringkali produksi yang ada di Yogyakarta seperti cabai dan bawang merah justru dikirim ke Jakarta dan wilayah lain.

"Untuk memenuhi kebutuhan di Yogyakarta justru didatangkan dari daerah lain seperti Nganjuk atau Muntilan," paparnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5244 seconds (0.1#10.140)