Hipmi Prihatin Pengetahuan Keuangan di Indonesia Rendah

Rabu, 05 Oktober 2016 - 16:23 WIB
Hipmi Prihatin Pengetahuan Keuangan di Indonesia Rendah
Hipmi Prihatin Pengetahuan Keuangan di Indonesia Rendah
A A A
JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) prihatin tingkat pengetahuan keuangan masyarakat di Indonesia rendah. Hal ini berpengaruh pada keberlangsungan pelaku usaha di Tanah Air.

Saat ini, jumlah pengusaha terus bertambah dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Namun, hanya 4% perusahaan yang dapat bertahan hidup selama lima tahun pertama.

Beberapa hal bisa menjadi kendala bagi pendatang-pendatang baru di dunia usaha, seperti strategi pemasaran, market, serta kurangnya pengetahuan di bidang finansial dan lainnya.

“Survei OJK beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa tingkat wawasan keuangan masyarakat Indonesia baru sekitar 21,84%, ini masih jauh di bawah benchmark Bank Dunia, yaitu 30%. Karena itu, Hipmi merasa perlu adanya langkah nyata untuk memperbaiki literasi keuangan masyarakat dan anggota Hipmi pada khususnya," ujar Ketua Umum BPC Hipmi Jakarta Pusat, Aaron Sampetoding dalam siaran persnya kepada SINDOnews, Rabu (5/10/2016).

"Literasi keuangan merupakan satu kemampuan yang sangat penting dimiliki pengusaha muda Indonesia ke depan. Hal ini penting untuk membantu memperbaiki kualitas pengusaha dan ketahanan ekonomi nasional,” terangmya.

Atas dasar fakta-fakta di atas, penting sebuah komunitas untuk ikut serta meningkatkan pengetahuan kepada para pengusaha. Khususnya mengenai bidang finansial seperti konsep keuangan, kebijakan finansial di Indonesia dan juga update produk finansial yang dapat digunakan sebagai alat bantu.

Ketua Umum BPC Hipmi Jakarta Pusat, Aaron Sampetoding menyebutkan sudah menjadi tugas Hipmi sebagai organisasi terdepan kewirausahaan nasional untuk membenahi ekosistem wirausaha pengusaha muda di Indonesia ke depan. "Ekosistem wirausaha yang baik adalah bila pengusaha berada dalam lingkungan yang menopang tumbuh kembangnya usaha dan tingkat ketahanan pengusaha dari tantangan. Yaitu akses ke pendanaan, akses ke pasar, kebijakan pemerintah, budaya masyarakat yang mendukung, serta sektor pendidikan yang bersahabat dan menopang tumbuh kembang pengusaha pemula,” paparnya.

Sebagai informasi, jumlah pengusaha di Indonesia saat ini baru mencapai 1,65%. Idealnya, angka pengusaha di atas 2% dari keseluruhan jumlah penduduk di Indonesia. Angka tersebut masih tertinggal dibandingkan negara tetangga, antara lain Singapura (7%), Malaysia (5%), Thailand (3%), atau dibandingkan negara maju seperti Amerika (11%) dan Jepang (10%).

hipmi
Sebagai wujud kepedulian terhadap literasi keuangan, Hipmi BPC Jakarta Pusat bersama pihak-pihak pendukung lain menggelar kegiatan sosialisasi dan sharing Financial Literacy Day bertajuk “Businessman Tangguh Paham Keuangan”.

Kegiatan ini mendapat repsons positif dan dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya MNC Asset Management, melalui pengembangan produk reksa dana pasar uang yang menyasar pengusaha muda.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6787 seconds (0.1#10.140)