Pemerintah Diminta Waspadai Cabai dan Bawang

Jum'at, 07 Oktober 2016 - 01:33 WIB
Pemerintah Diminta Waspadai Cabai dan Bawang
Pemerintah Diminta Waspadai Cabai dan Bawang
A A A
JAKARTA - Pengamat ekonomi dari Bank Permata Josua Pardede mengatakan, potensi gagal panen cabai atau bawang dapat berpotensi mendorong tekanan inflasi bulanan. Meski demikian, berdasarkan survei biaya hidup tahun 2012, bobot inflasi untuk komoditas bawang dan cabai relatif rendah yakni masing-masing sekitar 0,30% dan 0,37%.

Bobot ini lebih rendah dari bobot inflasi untuk komoditas seperti beras (4,4%) dan daging sapi (1,28%). Artinya, tetap saja beras dan daging sapi menjadi yang utama penyumbang bobot inflasi.

"Namun demikian melihat data historisnya, inflasi kelompok bumbu merupakan kelompok dengan volatilitas inflasi yang paling besar. Pemerintah harus mewaspadai ini," katanya kepada SINDOnews, Jakarta, Kamis (6/10/2016).

Menurut dia, seandainya terjadi gagal panen, dampak dari kenaikan harga cabai atau bawang berkontribusi sekitar 0,05-0,1% dari inflasi bulanan. Pemerintah dan Bank Indonesia perlu berkoordinasi dan mengoptimalkan peran Bulog," kata dia.

Tentunya salah satunya dengan menggelar operasi pasar di daerah-daerah. Sehingga diharapkan penurunan suplai karena gagal panen tersebut dapat dioffset agar tidak sampai menyebabkan lonjakan inflasi. "Sehingga sampai akhir tahun, inflasi kita bakal terjaga dengan baik," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8423 seconds (0.1#10.140)