Inflasi Inggris Menguat ke Level Tertinggi dalam Dua Tahun

Rabu, 19 Oktober 2016 - 16:12 WIB
Inflasi Inggris Menguat ke Level Tertinggi dalam Dua Tahun
Inflasi Inggris Menguat ke Level Tertinggi dalam Dua Tahun
A A A
LONDON - Inflasi Inggris tercatat menyentuh level tertinggi dalam dua tahun, dipengaruhi kenaikan harga pakaian, kamar hotel dan bensin. Biro Statistik Nasional (Office for National Statistics/ONS) merilis inflasi September 2016 menguat ke level 1,0% dibandingkan dengan Agustus sebesar 0,6%.

Dilansir BBC, Rabu (19/20/2016) angka ini melebihi ekspektasi sebelumnya, sekaligus jadi inflasi tertinggi sejak 2014. Kenaikan harga menjadi yang terbesar sejak 2014 ditambah bahan bakar minyak yang jatuh pada tahun lalu, kini menjadi lebih mahal.

(Baca Juga: Wajah Ekonomi Inggris Diprediksi Melemah Berkepanjangan)

Meski begitu ONS menerangkan tidak ada bukti eksplisit pelemahan poundsterling karena harga yang melonjak lebih tinggi. Tercatat pounds mengalami penurunan sebesar 18% terhadap dolar Amerika Serikat (USD) sejak referendum Brexit yang berakhir dengan keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa (UE) pada Juni lalu.

Diterangkan inflasi September secara tradisional dianggap sangat penting, karena bakal menentukan dampak terhadap tahun-tahun berikutnya. "Kenaikan harga pasti akan menyulitkan masyarakat dengan pendapatan rendah. Tapi ini kabar baik untuk para penabung," terang Ekonom Senior Hargreaves Lansdown Ben Brettell.

Meski inflasi pada bulan September menjadi peningkatan terbesar secara month-on-month sejak Juni 2014 dan 1% menjadi yang tertinggi sejak November 2014. Namun Kepala Biro Statistik Nasional Mike Prestwood mengatakan hal ini masih rendah menurut standar sejarah.

Ekonom meramalkan biaya barang rumah tangga akan meningkat lebih lanjut, terutama ketika jatuhnya pounds membuat makanan dan pakaian dari luar negeri menjadi lebih mahal. Pounds jatuh sebesar 5% bulan ini, setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May menetapkan batas waktu negosiasi penarikan Inggris dari Uni Eropa (UE).
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8433 seconds (0.1#10.140)