Salah Paham Umat Islam terhadap Tasawuf dan Kaum Sufi

Rabu, 12 Juli 2023 - 13:38 WIB
loading...
Salah Paham Umat Islam terhadap Tasawuf dan Kaum Sufi
Hingga akhir abad ke-18, ulama terkemuka di Makkah dan Madinah sangat dipengaruhi oleh tasawuf. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Sebagian kaum muslim gagal memahami bagaimana tasawuf membentuk praktik keagamaan umat Islam selama berabad-abad, dan dengan demikian mereka menggambarkan mistisisme sebagai bentuk Islam yang terdistorsi, menampilkan arogansi yang berasal dari ketidaktahuan total tentang sejarah Islam .

Cendekiawan Sufi , Carl Ernst dalam "Shambhala Guide to Sufism" menyebut sebelum abad ke-19, hampir mustahil untuk mengklaim bahwa Sufisme tidak ada kaitannya dengan Islam.

"Ini karena, hingga akhir abad ke-18, ulama terkemuka di Makkah dan Madinah sangat dipengaruhi oleh tasawuf. Hanya dengan kemajuan Islamisme sebagai sebuah ideologi dalam menanggapi imperialisme Barat, Sufisme semakin dinyatakan sebagai keyakinan asing," ujar Carl Ernst.

Oleh karena itu, mereka yang ingin memahami Sufisme saat ini harus terlebih dahulu menelusuri lapisan-lapisan kesalahpahaman dan polarisasi yang tebal. Sebagai contoh, Jalal al-Din Rumi selama bertahun-tahun telah menjadi salah satu penyair yang paling banyak dibaca di Amerika Serikat. Tapi hampir tidak ada yang tahu akarnya sebagai seorang teolog dan pengkhotbah Islam.



Pemerhati Tasawuf, Marian Brehmer dalam artikelnya berjudul "Understanding the Sufis" sebagaimana dilansir Qantara.de mengatakan untuk membuat syair Rumi cocok bagi pendengar Zaman Baru yang haus akan makna, semua simbolisme Islam dihapus dari puisi-puisinya.

Namun karya utama Rumi, Masnavi, memuat ribuan kutipan langsung dari Al-Quran. Masalahnya di sini sekali lagi adalah kita menyangkal bahwa Islam dapat menghasilkan seseorang seperti Rumi. "Yang mendasari sikap ini adalah gambaran palsu tentang agama Islam yang telah dijajakan selama bertahun-tahun," ujar Marian Brehmer.

Ini adalah kesalahan fatal karena mengaburkan pandangan kita tentang budaya spiritual yang tidak hanya menawarkan landasan bersama untuk dialog antarbudaya, tetapi juga solusi potensial untuk berbagai krisis makna di zaman kita sekarang.

Hal ini juga berlaku untuk krisis makna dalam Islam itu sendiri, di mana William Chittick, salah satu ahli mistisisme Islam paling terkenal, menulis: "Di mana pun semangat [tasawuf] ini berkembang, Islam hidup dengan cita-cita spiritual dan moralnya sendiri, tetapi sejauh ia merana, Islam menjadi kering dan mandul, jika ia bertahan sama sekali.”

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2828 seconds (0.1#10.140)