Apakah Arti Sebenarnya Manajemen?

Selasa, 08 November 2016 - 07:00 WIB
Apakah Arti Sebenarnya Manajemen?
Apakah Arti Sebenarnya Manajemen?
A A A
Dr Rudolf Tjandra
C Level Executive with Indonesia's Leading FMCG Company

KATA manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti ”seni melaksanakan dan mengatur.”

Akademisi dan scholar practitioners dari era ke era memberikan beragam definisi sebagai panduan pelaku binis dalam melakukan pekerjaan mereka dengan lebih efektif dalam sistem dunia bisnis dan organisasi yang semakin kompleks. Organization and coordination of the activities of an enterprise in accordance with certain policies and in achievement of clearly defined objectives.

Menurut Peter Drucker (1909-2005), tugas utama manajemen terbagi dalam dua lini terpenting: marketing and innovation. Peter Drucker bersikeras bahwa marketing adalah kunci utama dalam kesuksesan semua bisnis.

Namun ilmu manajemen secara keseluruhan juga menampilkan perspektif ontologi dan epistemologi dalam banyak lini lainnya, di antaranya finance & accounting, information technology, operations management, project management, organizational behaviour & design, dan managerial economics.

Sebagai sebuah disiplin, manajemen merupakan pembentukan fungsi yang saling mengunci dengan peranannya untuk memformulasikan strategi korporat sesuai dengan desain dan/atau struktur organisasi yang ada. RD Stacey (2002) bahkan dengan cepat dan tepat menambahkan kemampuan manajemen untuk belajar, adaptasi, berubah, mengambil keputusan dalam risiko dan ketidakpastian (sense making) sebagai fungsi dasar manajemen dalam memformulasikan korporat dan bisnis strategi.

Dalam skala konteks yang lebih kecil manajemen akan selalu bergerak dari satu peranan ke peranan lainnya dalam proses analisa, planning, implementasi, dan kontrol untuk mencapai objektif perusahaan baik dari segi kualitas, kuantitatif, waktu, dan sumber daya yang digunakan.

Dalam berkompetisi cost effectiveness adalah kunci keberhasilan perusahaan untuk mendapatkan hasil yang superior untuk terus mengembangkan usahanya. Menurut pendapat saya cost effectiveness hanya dapat dicapai dengan secara konsisten menerapkan strategi yang tepat: better differentiate than price; better revenue than cost.

Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen
Kita tidak akan melacak sejarah manajemen terlalu jauh ke belakang. Kita sebaliknya akan berfokus kepada apa yang dikenal sebagai era of scientific management. Era ini boleh dikata dimulai pada 1776 oleh seorang economist dari University of Edinburgh, Inggris dengan buku klasiknya The Wealth of Nation.

Dalam temuannya Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja (division of labour) dapat meningkatkan produktivitas dengan, Pertama, meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja. Kedua, menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas. Ketiga, menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.

Smith juga memperlihatkan bagaimana setiap negara dengan distinctive dan specific competence mereka masing-masing akan mendapatkan keuntungan dari division of labour. Fase kedua pada era scientific management dipopulerkan oleh temuan Frederick Winslow Taylor, yang dituangkan dalam buku klasiknya the Principles of Scientific Management (1911).

Konsep scientific management Taylor secara praktis adalah menggenai penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik/tercepat dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang bersifat manual. Perkembangan manajemen ilmiah juga didorong munculnya pemikiran baru dari Henry Gantt dan keluarga Gilberth.

Henry Gantt menggagas ide bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi pendidikan kepada karyawannya untuk rajin dan kooperatif. Dia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.

Sementara itu, Frank dan Lillian Gilbreth berhasil menciptakan Micromotion, sebuah alat yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efesien.

Era ini juga ditandai dengan hadirnya Teori Administratif. Sebuah teori mengenai apa yang seharusnya dilakukan para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Prancis bernama Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan.

Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk ”birokrasi yang ideal” itu tidak ada dalam realita.

Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.

Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari Teori Statistika dengan Teori Mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan temuan akademisi dan scholar practitioner bahwa manajemen adalah sebuah ilmu sains atau ”manajemen sains”. Kini pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasional sangat umum digunakan.

Menggabungkan semua perkembangan yang ada dan melalui perjalanan panjangnya melewati pendidikan di Jerman, Inggris dan Amerika, pada 1946, Peter F Drucker- sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen- menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: Concept of the Corporation.

Modern Management Science
Era modern ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management/TQM; quality circle/QC; terapan Kanban di Toyota) di abad ke-20 yang diperkenalkan W Edwards Deming (1900–1993) dan Joseph Juran (lahir 1904).

Deming, orang Amerika, yang konsepnya justru lebih dahulu diterima di Jepang. Dengan suksesnya industri Jepang pada 1980-an, Deming and Juran ”kembali” ke dunia akademisi barat dengan apa yang dikenal sebagai Japanese Management System.

Guru manajemen kualitas berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Mereka berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material. Produktivitas meningkat, pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas dan penurunan harga, profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis, dan jumlah pekerjaan meningkat.

Pada intinya manajemen organisasi adalah suatu konsep dan praktik yang sangat kompleks. Organisasi sendiri adalah sebuah jaringan yang kompleks di mana manusia, tools, methods, materials, perilaku, kepentingan pribadi dan grup. Perusahaan berusaha untuk bergabung menjadi satu pada satu titik ekuilibrium.

Kompleksitas organisasi saja sudah cukup berat untuk di-manage dengan baik kini tambahkan pula dinamika kompleks di luar organisasi: konsumen, supplier, distributor, regulasi, infrastruktur negara, dan lain-lain. Untuk mencapai kesuksesan, kita sangat perlu mengetahui kekuatan unik apa yang kita miliki dan teruslah kembangkan kekuatan tersebut untuk menghasilkan proses dan hasil akhir yang lebih baik dari semua lawan-lawan Anda.
(poe)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5221 seconds (0.1#10.140)