Bayer Dorong Produktivitas Petani Indonesia Lewat Teknologi

Rabu, 09 November 2016 - 14:43 WIB
Bayer Dorong Produktivitas Petani Indonesia Lewat Teknologi
Bayer Dorong Produktivitas Petani Indonesia Lewat Teknologi
A A A
JAKARTA - Perusahaan agrikultur asal Jerman, Bayer AG menyatakan komitmennya membantu petani di Indonesia lewat pelatihan teknologi. Untuk menjalankan kegiatan itu, perusahaan akan menyediakan sumber daya dan para ahli untuk melatih penggunaan teknologi pertanian.

Head of Agriculture Commercial Operations, Crop Science Division, Bayer AG Marc Reichardt mengatakan, penggunaan teknologi ini bisa mendorong peningkatan produktivitas petani. Sehingga, mereka dapat hasil panen yang lebih banyak dari sebelumnya.

"Bayer berkomitmen untuk membantu petani kecil di Indonesia dengan menyediakan sumber daya dan keahlian untuk melatih mereka dalam penggunaan teknologi pertanian. Ini akan membantu mereka meningkatkan hasil dan meningkatkan produktivitas," ujarnya di Jakarta, Rabu (9/11/2016).

Untuk mengatasi masalah kritis keamanan pangan, Reichardt menyampaikan, petani membutuhkan akses kepada solusi inovatif yang membantu mereka memproduksi hasil lebih banyak dengan biaya lebih rendah per hektare. Varietas benih yang lebih baik dan perlindungan tanaman adalah beberapa masukan yang dibutuhkan.

"Bersama dengan pelatihan dan pengelolaan tanaman terpadu untuk meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan," katanya.

Dia menjelaskan, dalam hal ini Bayer telah bermitra dengan Medco Group untuk melaksanakan proyek percontohan 'Catalyst' di Merauke Papua. Dalam proyek ini, Bayer akan melatih petani kecil di Merauke di Good Agricultural Practices (GAP) dan menyediakan mereka akses ke varietas benih yang lebih baik dan solusi perlindungan tanaman.

"Hasil uji coba menunjukkan peningkatan 60% dalam hasil dibandingkan dengan praktek petani di daerah," tutur Reichardt.

Menurutnya, mayoritas petani di Indonesia beroperasi secara subsisten, dan praktik-praktik teknologi pertanian masih tergolong rendah. Hal ini menyebabkan petani Indonesia tertinggal dari negara lain di Asia Tenggara dalam hal produktivitas dan peningkatan hasil.

"Akibatnya, Indonesia masih perlu mengimpor beras dari negara-negara seperti Thailand dan Vietnam untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang besar," pungkasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7852 seconds (0.1#10.140)