Bankir Minta Penyebar Isu Rush Money Ditangkap

Sabtu, 19 November 2016 - 11:27 WIB
Bankir Minta Penyebar Isu Rush Money Ditangkap
Bankir Minta Penyebar Isu Rush Money Ditangkap
A A A
JAKARTA - Kalangan perbankan meminta pihak kepolisian mengusut tuntas penyebar isu penarikan dana dari bank secara besar-besaran (rush money) pada 25 November mendatang. Bankir senior Sigit Pramono mengatakan ajakan tersebut muncul bersamaan dengan rencana aksi demo lanjutan terkait kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan calon Gubernur DKI Jakarta, ini dinilai sangat membahayakan.

Meski mantan Direktur Utama BNI ini meyakini masyarakat Indonesia tidak lantas percaya dengan ajakan tersebut, namun pihak berwajib juga tidak bisa mengabaikan hasutan tersebut. Penegak hukum harus menanggapi dan penghasut rush money segera diusut dan ditangkap.

"Yang menyebarkan isu itu harus ditangkap. Itu membahayakan sekali. Meski saya yakin orang yang tau persoalan ini pasti enggak akan percaya dan ikuti ajakan itu," katanya saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Sabtu (19/11/2016).

Menurutnya, ajakan serupa sejatinya pernah terjadi pada krisis ekonomi 2008 silam. Kala itu, ada oknum tidak bertanggung jawab yang menyebarkan pesan singkat (SMS) agar masyarakat menarik dananya dari bank.

"‎Saya kira pihak yang berwajib harus cari betul orang itu. Ingat, ketika 2008 hanya membuat SMS yang menimbulkan orang menarik dana itu ditangkap," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menanggapi dingin ajakan penarikan dana secara besar-besaran pada 25 November 2016. Baginya, ajakan yang menyebar melalui media sosial tersebut adalah sebuah hasutan berbahaya bagi masyarakat Indonesia.

Sri Mulyani mengatakan, masyarakat sejatinya memiliki kebebasan untuk mengekspresikan pandangan politiknya. Namun hal tersebut jangan merembet ke ranah ekonomi karena penarikan dana secara besar-besaran tentu akan berdampak terhadap stabilitas ekonomi di Tanah Air.

"Karena kalau sampai terjadi ekonomi yang tidak stabil, yang terkena justru kelas menengah dan masyarakat bawah. Keinginan untuk mengekspresikan pandangan politik ya silahkan saja diekspresikan secara politik," katanya dalam sebuah diskusi di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (17/11/2016) malam.

Menurutnya, ajakan menarik dana di bank secara besar-besaran pada 25 November tersebut, sangat kontraproduktif dengan tujuan awal aksi unjuk rasa terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Aksi tersebut justru akan berpengaruh terhadap kondisi sektor keuangan di Tanah Air, yang jelas tidak ada hubungannya dengan kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok.

"Kalau cara ekspresinya dilakukan dengan melakukan suatu sabotase atau bahkan melukai diri sendiri, itu sebetulnya akan kontraproduktif. Karena itu yang akan terkena justru masyarakat tadi, yang kalau itu dilakukan akan menyebabkan kondisi sektor keuangan kita akan terkena dampak," imbuh dia.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4586 seconds (0.1#10.140)