KNKT: Kecelakaan Transportasi Tahun Ini Meningkat

Rabu, 30 November 2016 - 23:37 WIB
KNKT: Kecelakaan Transportasi Tahun Ini Meningkat
KNKT: Kecelakaan Transportasi Tahun Ini Meningkat
A A A
JAKARTA - Komite Nasional Keselamatanan Transportasi (KNKT) mencatat peningkatan kecelakaan transportasi pada semua moda angkutan pada tahun ini. Sepanjang Januari-November 2016, tercatat 67 kecelakaan berbanding 51 kecelakaan pada periode yang sama tahun 2015. Dan jumlah tersebut meningkat sebanyak 31%.

Dan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, sebagian besar hasil investigasi berupa rekomendasi di atas telah ditindaklanjuti pada semua moda transportasi. "Sebagian besar, rekomendasi KNKT dilaksanakan, baik itu moda transportasi udara, laut, kereta maupun darat dengan presentase 90 persen. Presentase terkecil pelaksanaan rekomendasi ada di sektor angkutan lalu lintas dan jalan," kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (30/11/2016).

Investigasi KNKT terhadap 67 kecelakaan transportasi pada periode Januari-November 2016, terdiri atas 41 kecelakaan transportasi udara, 15 kecelakaan di sektor pelayaran, enam kecelakaan di sektor perkeretaapian serta sebanyak lima kecelakaan di sektor angkutan lalu lintas dan jalan.

“Sampai bulan ini sudah 41 kecelakaan penerbangan yang memang mengindikasikan peningkatan. Tetapi, di sektor lainnya juga tidak sedikit karena ada kendala kekurangan investigator. Makanya jumlah kecelakaan pada sektor lainnya seolah-olah jumlah sedikit,” ujarnya.

Soerjanto menjelaskan, jumlah kecelakaan hingga November 2016 lebih banyak terjadi pada pesawat dengan jumlah penumpang dibawah 30 penumpang (AOC 121) dengan 15 kasus kecelakaan dan pesawat di atas 30 penumpang dengan 13 kasus kecelakaan (AOC 135). Sisanya, merupakan kasus kecelakaan pesawat latih dan helikopter.

Menurutnya, salah satu hal yang patut disorot terkait penerbangan ada di wilayah Papua terkait jalur udara dan landasan yang belum terkontrol sepenuhnya. "Karena itu kami meminta pemerintah melalui regulator bisa turun tangan melakukan evaluasi peraturan terkait dengan penebvangan di wilayah papua," ucapnya.

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nur Cahyo Utomo mengungkapkan, proses investigasi kecelakaan penerbangan pada 2016 ini menjadi yang terbesar secara kuantitas apabila dibandingkan dengan jumlah investigasi yang dijalankan pada tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu, KNKT melaksanakan investigasi terhadap 28 kecelakaan penerbangan. “Angkanya itu meningkat baik untuk angka accident (kecelakaan) maupun serious incident (insiden) dibanding tahun 2015,” ungkapnya.

Dia memaparkan, jumlah kecelakaan penerbangan yang diinvestigasi KNKT dalam kurun Januari-November 2016 sebanyak 15 kejadian. Sementara jumlah serious incident (insiden) sebanyak 26 kejadian. Menurutnya, dari kejadian-kejadian itu, yang tertinggi merupakan kejadian pesawat keluar landasan atau runway excursion.

KNKT menyebutkan, kecelakaan penerbangan pada Januari-November 2016, setidaknya terdapat lima korban meninggal dan 57 luka-luka. Atas kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada tahun ini, KNKT pun sedikitnya sudah menerbitkan 12 rekomendasi yang perlu dipatuhi regulator maupun operator. Penyebab kecelakaan penerbangan tertinggi masih didominasi karena faktor manusia dengan presentase 98%, selanjutnya faktor teknis 15%, faktor lingkungan 12% serta faktor fasilitas 7%.

Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Muzaffar Ismail menyatakan, guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan di Papua, pihaknya menerjunkan inspektur-inspektur khusus di empat titik yang menjadi hub di wilayah tersebut. Keempat titik itu adalah Timika, Sentani, Nabire, dan Wamena. "Inspektur-inspektur kami akan mengecek setiap rencana terbang, termasuk cuaca hingga manifes barang atau kargo," pungkas dia.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7360 seconds (0.1#10.140)