Menko Darmin Ragukan Langkah OPEC Pangkas Produksi

Selasa, 06 Desember 2016 - 18:28 WIB
Menko Darmin Ragukan Langkah OPEC Pangkas Produksi
Menko Darmin Ragukan Langkah OPEC Pangkas Produksi
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakini, keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (Organization of Petroleum Exporting Countries/OPEC) untuk memangkas produksi minyaknya sebesar 1,2 juta barel per hari tidak akan membuat harga minyak melonjak secara drastis di tahun depan. Harga minyak dunia memang akan naik, namun dia meyakini tidak akan drastis seperti yang diperkirakan.

Dia mengungkapkan, masyarakat dunia tidak perlu terlalu terburu-buru menyimpulkan keputusan OPEC tersebut akan serta merta membuat harga minyak melonjak cukup signifikan. Karena, perlu dilihat pula efektivitas dan komitmen dari anggota OPEC mengenai hal tersebut.

"Jangan terlalu buru-buru. Masih harus dilihat seberapa efektif. Harganya naik. Tapi naiknya tidak seperti perkiraan," katanya di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (6/12/2016).

(Baca Juga: Sri Mulyani Ragukan Lonjakan Harga Minyak Dunia Bertahan Lama)

Seperti diberitakan sebelumnya, OPEC akhirnya setuju untuk memangkas produksi minyak sekitar 1,2 juta barel per hari. OPEC sepakat memangkas produksi minyak untuk pertama kali dalam delapan tahun.

Keputusan ini menunjukkan bahwa ketidaksepahaman antara tiga grup produsen terbesar minyak dunia, yakni Arab Saudi, Iran dan Irak telah selesai‎. Ini juga diluar dugaan bagi OPEC. Bahkan, yang paling menonjol adalah Rusia juga sepakat memangkas produksi minyaknya.

Dampak dari keputusan OPEC tersebut langsung membuat harga minyak dunia kembali melonjak. ‎Harga minyak WTI naik 10% dan harga saham perusahaan energi di seluruh dunia melompat, bersama mata uang negara eksportir minyak terbesar.

Namun, apakah keputusan tersebut akan berkelanjutan? Hal tersebut akan tergantung pada bagaimana OPEC mematuhi perjanjian tersebut. "Ini akan menjadi alarm bagi siapa saja yang skeptis terhadap OPEC. Grup ingin menurunkan pasokan," kata Analis Energy Aspects Ltd seperti dikutip dari Bloomberg di Jakarta.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5653 seconds (0.1#10.140)