Pembangunan Kereta Bandara Harus Geliatkan Arus Barang di Yogyakarta

Kamis, 08 Desember 2016 - 00:09 WIB
Pembangunan Kereta Bandara Harus Geliatkan Arus Barang di Yogyakarta
Pembangunan Kereta Bandara Harus Geliatkan Arus Barang di Yogyakarta
A A A
YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengharapkan pembangunan jalur baru kereta api dari dan menuju ke bandara baru, New Yogyakarta International Airport (NYIA) mampu berpihak kepada wilayahnya. Pembangunan jalur baru tersebut diharapkan melibatkan Pemerintah Provinsi Yogyakarta dalam perencanaannya.

Sri Sultan mengatakan, selama ini bandara baru didesain dengan konsep mengintegrasikan seluruh moda transportasi yang ada. Selain membangun jalan langsung menuju ke Candi Borobudur sebagai pengungkit jumlah kunjungan ke destinasi andalan ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) juga membangun jalur rel kereta api dari dan menuju ke bandara tersebut. "Memang ini model yang pertama di Indonesia dengan interkoneksi dan juga mengedepankan airportcity," tuturnya, Rabu (7/12/2016).

Untuk itu, Sri Sultan berharap jalur rel kereta api yang nanti dibangun dari stasiun kereta api di Temon Kulon Progo tidak langsung ke Candi Borobudur melainkan tetap melalui Stasiun Tugu. Karena hematnya, nilai keekonomian pembangunan jalur baru kereta api akan lebih baik melalui Stasiun Tugu dibanding langsung ke Candi Borobudur.

Sri Sultan beralasan, jika pemerintah membangun jalur rel langsung dari bandara baru menuju ke Candi Borobudur, maka kemungkinan besar yang diangkut hanyalah para penumpang atau wisatawan yang hanya menuju ke Candi Borobudur. Berbeda jika dibelokkan terlebih dahulu menuju ke Stasiun Tugu, maka akan lebih banyak lagi yang memanfaatkan moda transportasi kereta api tersebut.

Tak hanya wisatawan yang berasal dari penumpang pesawat terbang di bandara tersebut, juga ada wisatawan dari jalur kereta yang lain atau juga dari moda transportasi darat lainnya. Tak hanya itu, karena menuju ke Stasiun Tugu maka penumpang dari bandara dapat meneruskan perjalanan mereka ke destinasi kota lainnya selain ke Magelang. "Jadi penumpangnya lebih banyak," terangnya.

Sejatinya, ia mendukung rencana pembukaan jalur kereta api Yogyakarta-Bawen-Yogyakarta-Solo, namun tetap meminta harus melalui Stasiun Tugu. Dengan demikian, ia yakin misi pemerintah menjadikan bandara baru sebagai pengungkit ekonomi di sekitar bandara akan tercapai. Terutama bagi industri pariwisata di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang selama ini pertumbuhannya perlahan.

Tak hanya penumpang, lanjutnya, pembangunan jalur rel kereta api menuju ke bandara baru diharapkan juga mampu meningkatkan arus barang yang masuk dan ke luar Yogyakarta. Dengan demikian, kelak ekonomi Yogyakarta semakin menggeliat lagi mengingat arus barang akan semakin lancar, baik ke luar negeri ataupun hanya di dalam negeri semata.

"Saya yakin beban jalan sudah tidak akan mampu lagi menampung jumlah kendaraan. Dengan moda transportasi kereta api ini diharapkan mampu mengurangi kemacetan di jalan," tambahnya.

Humas PT KAI Daerah Operasi (Daops) VI Yogyakarta, Eko Budianto mengatakan, PT KAI siap membangun jalur rel kereta api tersebut. Hanya saja, lajur mana yang akan dilalui nantinya sesuai dengan perintah dari pemerintah pusat. Ia menilai pembangunan jalur kereta api relatif lebih mudah dibanding dengan pembangunan bandara baru ataupun jalan baru, karena lahan yang digunakan tidak begitu besar.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4225 seconds (0.1#10.140)