Harga Karet Merangkak Naik, Petani Semringah

Kamis, 15 Desember 2016 - 00:09 WIB
Harga Karet Merangkak Naik, Petani Semringah
Harga Karet Merangkak Naik, Petani Semringah
A A A
RANTAUPRAPAT - Harga getah karet yang mulai merangkak naik sekitar Rp2.000 per kilogram (kg) sejak sebulan lalu, membuat petani karet di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara semringah. Meski kenaikannya tidak terlalu signifikan menjadi Rp8.000 per kg dari sebelumnya Rp6.000, namun hal ini diyakini mampu membuat para petani kembali bersemangat.

Salah seorang penderes -sebutan untuk orang yang bekerja mengikis batang pohon karet untuk mengeluarkan getahnya- di Kecamatan Silangkitang Ahmad (27) mengatakan, harga getah yang mereka jual ke pengepul sekarang dihargai antara Rp7.500 dan Rp8.000 per kilogram sesuai tingkat kandungan kadar air yang terdapat di dalam getah.

"Sekitar dua bulan lalu harganya sangat murah sekitar Rp6.000-an, bahkan sempat terpuruk diharga Rp3.500 per kilogram. Alhamdulillah sekarang naik," kata Ahmad, Rabu (14/12/2016).

Dia mengaku senang dengan kenaikan harga getah karet ini, lantaran dalam kurun waltu dua tahun terakhir harga getah terus mengalami penurunan. Bahkan akibatnya, banyak di antara penderes memilih beralih profesi untuk mencari pekerjaan lain untuk menutupi kebutuhan ekonomi keluarga. "Maka, walaupun naiknya masih sedikit, kami tetap bersyukur. Mudah-mudahan ini menjadi pertanda harga karet bakal kembali tinggi," harapnya.

Sementara, salah seorang pengepul getah di Rantauprapat, Sunarto alias Ahui menyatakan, kenaikan itu cukup berarti baginya karena penderes sudah mulai banyak yang menyadap karet. "Mudah-mudahan harganya makin naik, supaya dipelelangan getah makin ramai," ungkapnya.

Menurut dia harga getah ditempat pelelangan cukup bervariasi sesuai tingkat rendahnya kandungan air getah yang akan dilelang. Untuk saat ini garfa ditingkat lelang antara Rp8.000 sampai Rp9.000 per kilogram. Sedangkan harga ditingkat pabrik, dia menjualnya sekitar Rp18.000 per kg. "Itu tingkat rotering (kadar air dan sampah) sudah nol," tukasnya.

Ahui mengaku, meskipun Rp18.000 harga getah ditingkat pabrik, itu sudah setara dengan Rp8.000 ditingkat lelang, karena karet yang dibelinya masih terdapat kadar air yang tinggi dan bahkan sampah bekas penyadapan ada yang dimasukkan ke dalam getah. "Saya lihat meskipun sedikit kenaikan harga karet, sudah ramai sekarang orang berbelanja di kota (Rantauprapa). Beli kenderaan pun sudah mulai bergairah," paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4755 seconds (0.1#10.140)