China Siapkan Miliaran Dolar untuk Perang Dagang Lawan AS

Jum'at, 30 Desember 2016 - 02:14 WIB
China Siapkan Miliaran Dolar untuk Perang Dagang Lawan AS
China Siapkan Miliaran Dolar untuk Perang Dagang Lawan AS
A A A
HONG KONG - Ketakutan Republik Rakyat China atas Donald John Trump semakin menjadi-jadi. Kebijakan Trump, yang akan dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari mendatang, membuat China meradang. Selain akan memberlakukan bea masuk 45% atas produk China, Trump juga menolak mentah-mentah Kebijakan Satu China, dengan mempererat hubungan AS-Taiwan.

Mengantisipasi perang dagang dengan AS di masa kepemimpinan Trump, Pemerintah China telah menyiapkan sejumlah dana dan daya untuk melakukan perang dagang. Melansir dari Bloomberg, Jumat (30/12/2016), China kabarnya telah menyiapkan uang USD1 miliar di sebuah aset manajemen, Pine River China Fund untuk melakukan perang dagang pada tahun depan.

Pine River China Fund, perusahaan aset manajemen yang berbasis di Hong Kong ini, kini sedang berkembang pesat dan akan melakukan spin off perusahaan pada tahun depan.

James Wang, profesor di Universitas Hong Kong, menulis bahwa pemerintah China telah mengumpulkan sejumlah sumber daya negara dalam menghadapi perang perdagangan bebas dengan AS, dan mengklaim upaya yang dilakukan negaranya lebih baik dibandingkan Amerika.

Menurut Wang, kondisi perusahaan di China berbeda dengan di Amerika. Perusahaan di China dikendalikan oleh negara, sehingga kebijakan pemerintah pusat akan mendapat dukungan penuh dari perusahaan-perusahaan mereka.

Hal ini berbeda dengan perusahaan dan masyarakat AS yang menganut paham demokrasi. Amerika, kata Wang, akan kesulitan dalam menyusun konsolidasi antara pemerintah dan perusahaan mereka dalam upaya perang dagang melawan China. “Atas dasar ini, China kemungkinan memiliki nafas lebih panjang dalam permainan perang dagang ini,” tulis Wang setengah jemawa, seperti dilansir Morning Star, Jumat (30/12/2016).

Wang menambahkan bahwa pemerintah China dapat membatalkan kesepakatan pembelian pesawat dari Amerika Serikat, Boeing, serta membatasi impor mobil dan alat-alat pertanian dari perusahaan-perusahaan Amerika.

Menurut Wang, gesekan antara Amerika Serikat dan Negeri Mao Tse-tung semakin menjadi. Selain masa kampanye, dimana Trump mengatakan akan memberlakukan tarif 45% pada impor produk China, juga menyebut China sebagai manipulator mata uang. Trump juga dinilai kerap menyerang China di Twitter-nya dan pada pertengahan Desember kemarin, melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, hal ini menambah kekesalan RRC.

Wang lantas menyamakan kebijakan proteksionisme Trump, tidak ubahnya seperti masa setelah Perang Dunia I, yang mengantarkan kepada era ketidakpuasan.

“Keseimbangan kekuatan di seluruh dunia jauh lebih menyebar dibandingkan dengan awal abad 20. Dan pemain seperti China dan India telah muncul menciptakan pusat politik dan ekonomi baru,” tulis Wang, sebagaimana dilansir Bloomberg. Ia pun menyebut cara untuk melumpuhkan ekonomi dan politik suatu negara saat ini adalah melalui perang dagang.

Namun, pengamat pasar modal di Goldman Sachs, Kinger Lau mengatakan bahwa hukuman atas tarif produk China ke AS, akan menyusutkan 3% dari produk domestik bruto China pada tahun depan. Hal demikian sama saja pukulan keras bagi China. Dan perang dagang yang dilontarkan China bisa merangsang konsumsi domestik di Amerika.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2172 seconds (0.1#10.140)