Harga Minyak Dunia Turun Terimbas Naiknya Ekspor Iran

Senin, 09 Januari 2017 - 09:29 WIB
Harga Minyak Dunia Turun Terimbas Naiknya Ekspor Iran
Harga Minyak Dunia Turun Terimbas Naiknya Ekspor Iran
A A A
NEW YORK - Harga minyak dunia pada perdagangan hari ini turun setelah Iran meningkatkan ekspor dan mengganggu upaya produsen minyak lainnya untuk mengekang overhang pasokan bahan bakar global dan sebagai AS pengebor peningkatan aktivitas selama sepekan.

Seperti dikutip dari Reuters, Senin (9/1/2017), harga minyak brent diperdagangkan pada level USD56,97 per barel pada pukul 00.19 GMT atau turun 13 sen dari penutupan terakhir mereka. Sementara, harga minyak As West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada level USD53,79 per barel atau turun 20 sen.

Para pedagang mengatakan, harga yang lebih rendah akibat dari meningkatnya ekspor dari Iran seperti anggota lain dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pasokan dipotong dalam upaya untuk mengakhiri kelebihan global.

Iran telah menjual lebih dari 13 juta barel minyak lewat kapal tanker di laut, memanfaatkan kesepakatan OPEC menurunkan produksi dari yang dikecualikan untuk mendapatkan kembali pangsa pasar dan pembeli baru.

Jumlah minyak Iran yang diekspor di laut telah menurun menjadi 16,4 juta barel, dari 29,6 juta barel pada awal Oktober, menurut data Thomson Reuters.

Sebelum penurunan tajam, tingkat tersebut hampir tidak berubah pada 2016 di level 29.700.000 barel pada awal tahun lalu. Kenaikan ekspor tanker Iran bukan satu-satunya indikator pasokan berlimpah.

Di Amerika Serikat, perusahaan energi AS pekan lalu menambahkan rig minyak selama sepekan kesepuluh berturut-turut, memperpanjang pemulihan pengeboran bulan ke delapan karena harga minyak mentah tetap pada tingkat di mana banyak pengebor AS dapat beroperasi secara menguntungkan.

Pengebor menambahkan empat rig minyak di pekan ke 6 Januari, sehingga total jumlah hingga 529, paling sejak Desember 2015. Sebagai akibat dari meningkatnya pengeboran untuk produksi baru, produksi minyak AS C-OUT-T-EIA telah meningkat lebih dari 4% sejak 2016 atau rendah hampir 8,8 juta barel per hari, meskipun produksi masih 8,74% di bawah puncaknya pada 2015.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6771 seconds (0.1#10.140)