Program Sejuta Rumah Murah Sulit Terealisasi di DIY

Rabu, 11 Januari 2017 - 11:39 WIB
Program Sejuta Rumah Murah Sulit Terealisasi di DIY
Program Sejuta Rumah Murah Sulit Terealisasi di DIY
A A A
YOGYAKARTA - Industri properti di Yogyakarta tampaknya sulit berkembang dengan pesat. Sebab, industri ini menghadapi tantangan cukup besar, bahkan lebih besar dibanding daerah lain. Ketersediaan lahan dan juga keberpihakan pemerintah saat ini sangat sulit diharapkan.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indondesia (REI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Rama Adiyaksa mengatakan, selama ini industri properti di Yogyakarta memang tidak bisa berkembang dengan pesat seperti daerah lain.

Di Yogyakarta, kata dia, industri properti memang cukup spesifik dan istimewa. Sehingga memerlukan upaya khusus untuk merangkul semua pihak supaya bisa berkembang. "Karena spesifik dan istimewa maka juga perkembangannya istimewa," ucap dia.

Spesifik dan istimewa tersebut yakni adanya batasan ketersediaan lahan di mana Yogyakarta wilayahnya sangat kecil. Karena keterbatasan lahan maka harga tanah terus mengalami kenaikan bahkan kini sudah tidak realistis lagi. Hal ini tentu memberatkan para pengembang untuk membebaskan tanah dalam luasan besar.

Di samping itu, di DI Yogyakarta masih merasakan kurangnya dukungan pemerintah dalam program sejuta rumah. Seperti diketahui, kondisi saat ini tidak biasa, karena kondisi ekonomi biasanya naik turun tetapi kali ini stabil turunnya dan masih butuh waktu cukup lama maka perlu strategi untuk survive.

"Di tengah kondisi ekonomi yang sulit, pasar perumahan paling kuat atau tidak terpengaruh, kisaran harga maksimal 300 juta. Sayangnya sangat sulit menyediakan. Faktor tanah dan regulasi adanya rumah murah, Pemda DIY masih kurang atensinya," ujarnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4862 seconds (0.1#10.140)