Harga Minyak Dunia Menguat di Tengah Pelemahan USD

Senin, 16 Januari 2017 - 10:19 WIB
Harga Minyak Dunia Menguat di Tengah Pelemahan USD
Harga Minyak Dunia Menguat di Tengah Pelemahan USD
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia meningkat pada perdagangan awal pekan hari ini didukung oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (USD). Sentimen positif lainnya datang dari tingginya harapan terkait upaya pembekuan produksi minyak yang diusung oleh Negara-negera Penghasil Minyak Dunia (OPEC) maupun produsen lainnya untuk konsisten menyepakati kesepakatan pengurangan produksi untuk mengendalikan pasokan global.

Dilansir Reuters, Senin (16/1/2017) harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan internasional untuk harga minyak, diperdagangkan di level USD55.55 per barel pada pukul 00.35 GMT, atau bertambah sekitar 10 sen dari sesi sebelumnya. Sementara harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) mengalami kenaikan sebesar 9 sen menjadi USD52,46 per barel.

Para pelaku pasar menilai penguatan harga minyak diyakini imbas dari pelemahan USD, sehingga membuat pembelian bahan bakar lebih muran untuk negera-negara yang menggunakan mata uang lain untuk kemudian berpotensi mendongkrak permintaan. Sebagai informasi setelah menghabiskan paruh kedua tahun 2016 lalu dengan tren penguatan, kini USD telah kehilangan 2,5% terhadap beberapa mata uang utama lainnua sejak awal Januari.

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS diperkirakan sedikit banyak mempengaruhi pergerakan USD. "Harga minyak pada pekan ini akan didorong oleh pergerakan dolar AS (USD) daripasa harga minyak mentah itu sendiri. Pelantihan Presiden AS Donald Trump akan menjadi acara utama pekan ini," terang Analis Senior OANDA brokerage Jeffrey Halley di Singapura.

Harga minyak mentah dunia menerima dukungan dari pengumuman OPEC terkait pemotongan produksi, termasuk produsen lain seperti Rusia. OPEC mengatakan bakal potong produksi sebesar 1,2 juta barel per hari untuk 32,50 juta bpd dari 1 Januari dan Rusia beserta negara non-anggota OPEC lainnyaa berencana untuk memotong sekitar setengah dari total keseluruhan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5027 seconds (0.1#10.140)