Menunggu kabar baik

Senin, 06 Agustus 2012 - 09:05 WIB
Menunggu kabar baik
Menunggu kabar baik
A A A
PEKAN ini tak banyak sentimen positif yang bisa mendongkrak bursa. Tapi masih ada sejumlah saham yang masih bisa dimainkan.

Alhamdulillah, pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh sikap The Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa (ECB) hanya berlangsung sebentar. Setelah melemah beberapa hari, Jumat kemarin 3 Agustus 2012 indeks akhirnya ditutup di level 4.099,81. Di bandingkan dengan posisi sepekan sebelumnya 27 Juli 2012, berarti indeks mengalami penguatan 15,6 poin atau sebesar 0,38 persen. Lumayan.

Birunya bursa-bursa di kawasan Asia dan Amerika punya andil terhadap kenaikan IHSG. Indeks Dow Jones, misalnya. Setelah para pelaku pasar ketar-ketir, karena selama dua hari bermain di bawah level psikologis (13.000), Dow akhirnya kembali ke atas dan ditutup di angka 13.096,17. Penguatan juga dialami indeks Hang Seng (Hong Kong), Nikkei (Tokyo), Kospi (Korea), dan STI (Singapura).

Memang, pekan lalu, pasar sempat dikecewakan oleh sikap The Fed dan ECB. Otoritas moneter AS dan Eropa itu, yang semula diprediksi akan mengeluarkan beleid stimulus untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, ternyata tak berbuat apa-apa. Akibatnya, pasar pun langsung memberikan respon negatif. Indeks di sejumlah bursa efek, termasuk Bursa Efek Jakarta (BEI), terkoreksi.

Menguatnya indeks yang terjadi pada Jum’at pekan lalu, menurut Yuganur Wijanarko, Kepala Riset HD Capital, lebih disebabkan oleh faktor dari dalam negeri. Seperti terbitnya laporan keuangan sejumlah emiten. “Faktor ini pula yang bakal menjadi pendorong bagi indeks untuk menguat secara terbatas di minggu ini,” katanya.

Sepanjang pekan ini, tebakan Yuganur, pasar akan bergerak netral agak positif. Secara teknis, indeks masih ada kemungkinan untuk menguat. Dalam hitungan Yuganur, jika mampu bertahan di atas 4.080, IHSG berpeluang menguat ke 4.150 hingga 4.200 dalam sepekan ke depan. Sementara level support-nya berada di 4.080.

Meski trennya masih positif, investor tetap harus mewaspadai pergerakan indeks yang anomali. Jika IHSG ditutup di bawah level 4.080, kemungkinan bisa melemah ke 4000 hingga 3.950. Adapun yang berpotensi menjadi pemicu naik-turunnya indeks masih tetap yang itu-itu juga, yakni faktor Eropa dan Amerika Serikat.

Hanya saja Yuganur optimistis, nasib indeks harga di minggu ini tidak akan terlalu buruk. Apalagi, semua emiten mengumumkan laporan keuangannya. Memang, ada sejumlah pengamat yang memperingatkan tentang dampak dari tingginya tingkat inflasi di bulan Ramadan. Namun itu merupakan sesuatu yang biasa dan bisa diredam oleh pertumbuhan PDB yang masih sesuai dengan proyeksi.

Pasar kehilangan sentimen positif


Itu sebabnya, sejumlah analis begitu optimistis pekan ini indeks masih akan menguat. Makanya, mereka melihat saat ini merupakan waktu untuk belanja. Dan untuk menyongsong kemungkinan tersebut, ada beberapa saham unggulan yang direkomendasikan untuk dijadikan sarana mengail gain. Salah satu pilihannya adalah GGRM, yang diprediksi akan bergerak di rentang support Rp50.000 dan resistance Rp53.000 – Rp54.000.

Lantas ada PT United Tractor (UNTR) yang diperirakan akan bermain di kisaran Rp20.000-Rp23.000. Kemudian PT Astra Internasional (ASII) dengan support Rp6.800–Rp6.700 dan resistance Rp7.200 – Rp7.400, dan saham PT Telkom (TLKM) dengan support Rp9.000 – Rp8.800 serta resistance Rp9.200 – Rp9.400. “Saya rekomendasikan buy on weakness untuk saham-saham tersebut,” kata Yuganur.

Lain Yuganur, lain pula hasil peneropongan Purwoko Sartono. Menurut analis dari Panin Securities ini, penguatan IHSG yang terjadi akhir pekan lalu didorong oleh penguatan bursa Eropa di sesi pembukaan yang rata-rata naik 1 persen. Bursa Eropa mengalami technical rebound setelah tertekan cukup dalam. Namun positifnya bursa Eropa bukan berarti ada sentimen positif. ”Saya melihat lebih semata technical rebound. Jadi sifatnya hanya sesaat,” ujarnya.

Makanya, Purwoko menduga di minggu ini IHSG akan berada dalam tekanan. Apalagi, kenaikan indeks dalam sepekan terakhir lebih didorong oleh euforia dari ekspektasi The Fed dan European Central Bank (ECB), yang akan mengeluarkan stimulus. Tapi, kenyataannya, pasar sudah lihat sendiri, Fed dan ECB tak mengeluarkan kebijakan baru. Selain itu, penguatan juga ditopang oleh euforia rilis kinerja emiten untuk semester I-2012.

Nah, dalam sepekan ke depan, sentiment positif dari kinerja emiten sudah mulai berakhir. Dan itu artinya pasar minggu ini akan kekurangan sentimen positif. Ditambah lagi beberapa data makro ekonomi dari China--seperti manufaktur—menunjukkan pelemahan. Begitu juga dengan data produksi industri dari Jerman yang mengalami penurunan. Pekan sebelumnya, Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang juga dirilis negatif untuk kuartal II-2012.

Oleh karena itulah, Purwoko memperkirakan dalam sepekan ke depan pergerakan indeks masih akan dibayangi oleh sentimen negatif. Ia menaksir, IHSG akan bergerak di rentang 4.000-4.150.

Tak berbeda jauh dengan pendapat para pelaku pasar lainnya, Purwoko juga masih merekomendasikan saham-saham sektor konsumsi dan ritel, yang diperkirakan bakal mengkilap. Adapun saham-saham pilihannya antara lain: PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur (INDF), PT Mitra Adi Perkasa (MAPI) dan PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS). “Saya rekomendasikan buy on weakness untuk saham-saham tersebut,” katanya.
(and)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6650 seconds (0.1#10.140)