2013, IHSG diproyeksi di level 4.800

Minggu, 30 Desember 2012 - 18:00 WIB
2013, IHSG diproyeksi di level 4.800
2013, IHSG diproyeksi di level 4.800
A A A
Sindonews.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada tahun depan diproyeksi maksimal menyentuh level 4.800. Sementara pada akhir perdagangan tahun ini pada Jumat (28/12/2012), IHSG ditutup pada level 4.316,69.

Kepala Riset PT MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, proyeksi IHSG pada tahun depan lebih konservatif lantaran kondisi di dalam maupun luar negeri pada 2013 kurang kondusif untuk mencapai level IHSG lebih tinggi dari 4.800. Edwin pada tahun ini memproyeksikan IHSG bisa tembus ke level 4.500, namun pada kenyataannya meleset lantaran faktor yang mempengaruhi tidak sesuai asumsi awal.

"Tahun depan maksimal IHSG 4.800 karena pemerintah tidak berani mengurangi subsidi, pertumbuhan ekonomi tidak terlalu baik karena kondisi politik yang mulai memanas menjelang Pemilu 2014," kata dia kepada Sindonews, Minggu (30/12/2012).

Selain itu, Edwin menambahkan, harga komoditas, seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), batu bara dan nikel pada awal tahun ini belum akan mengalami perbaikan. Hal ini menyebabkan investor asing akan mengerem investasinya di Indonesia lantaran volatilitas di pasar domestik pada tahun depan makin tinggi.

Dari luar negeri, masalah kesepakatan jurang fiskal di Amerika Serikat (AS) dan krisis di Uni Eropa, terutama di Italia, Spanyol dan Perancis serta melambatnya ekonomi di China masih akan membayangi bursa. Kendati demikian, sektor yang masih bisa menjadi tumpuan positif IHSG pada tahun depan berasal dari konstruksi infrastruktur, perbankan maupun konsumer.

Sementara itu, IHSG pada penutupan akhir tahun ini berada pada posisi keenam di kawasan Asia Pasifik dan keempat di kawasan Asia Tenggara. Posisi tersebut dibawah ekspektasi pasar. Pemicunya, aksi beli asing yang minim lantaran investor asing memilih menarik dananya dibanding menginvestasikan di dalam negeri. "Sehingga capaian indeks agak sedikit di luar dugaan," ujar dia.

Disamping itu, data pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal IV tahun ini, yang juga dibawah harapan, batalnya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan pemotongan subsidi energi menyebabkan defisit transaksi berjalan meningkat, sehingga berkorelasi kurang signifikan terhadap posisi IHSG.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7344 seconds (0.1#10.140)