Dorong Promosi Digital Agar Pariwisata dan Kuliner RI Bergaung di Kancah Global

Senin, 25 Juli 2022 - 20:02 WIB
loading...
Dorong Promosi Digital Agar Pariwisata dan Kuliner RI Bergaung di Kancah Global
Siluet wisatawan mancanegara menikmati santapan dengan pemandangan perairan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Sabtu (23/7/2022). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj
A A A
JAKARTA - Indonesia memiliki pesona alam nan indah dan keragaman budaya serta kuliner yang sangat potensial menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) .

Agar lebih optimal, upaya mempromosikan keindahan Indonesia ke luar negeri perlu didukung oleh para warganet dengan cara menyebarkan beragam konten positif tentang destinasi wisata di Tanah Air.

Jumlah pengguna internet di Indonesia menurut We Are Social pada 2021 mencapai 202,6 juta pengguna, di mana 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Tentunya jika para warganet ini menyebarkan konten positif tentang pariwisata dan budaya Indonesia, dampaknya bagi pariwisata RI akan luar biasa.

Dalam webinar bertema “Jadi Penjelajah Wisata, Bangga Budaya Indonesia" yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Kamis (21/7), Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Farid Zamroni Mardizansyah mengatakan, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika harus menjadi karakter warganet dalam berinteraksi di internet dan media sosial.

“Banyak sekali potensi yang dapat dilakukan dalam transformasi budaya digital Indonesia, yakni dengan mendokumentasikannya secara digital, kreasi budaya, dan memaksimalkan pasar untuk produk lokal,” ujarnya, dikutip Senin (25/7/2022).



Dia melanjutkan, dokumentasi budaya misalnya dengan menampilkan pakaian adat lewat penyajian secara grafis dan tulisan, promosi paket wisata lokal, serta menyebarkan kekayaan kuliner tradisional.

Menurut Farid, jati diri bangsa Indonesia di ruang digital tidaklah berbeda dengan budaya non digital, hanya bagaimana cara mengemasnya dengan teknologi yang ada.

“Misalnya, aktivitas masyarakat yang kecil-kecil dengan berbagai ragam produksinya, saling berbagi dan kolaborasi, pembuatan konten positif, serta produk berwujud dan tidak berwujud. Seluruh hal tersebut haruslah kita kembangkan lagi agar produk budaya bisa lebih baik gaungnya di dunia internasional," ujarnya dalam webinar yang ditujukan untuk komunitas wilayah Kalimantan dan sekitarnya.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin dan Wakil Ketua Aspikom Sulselbar Alem Febri Sonni menambahkan, warganet harus dapat memahami multikulturalisme dalam aktivitas di internet dan media sosial.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1197 seconds (0.1#10.140)